Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten Media Partner
Bali Garis Lucu di Pameran Kartun Pesta Kesenian Bali
28 Juni 2022 11:43 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Kritik sosial budaya yang dikemas memancing tawa gampang ditemukan disini. Misalnya salah-satu karya dimana terlihat figur pria dengan pakaian adat Bali yang sedang menenteng canang (sesaji-red) memanjat tiang listrik.
"Ini karena banyak orang yang berpikir mencari Dewa atau Tuhan di ketinggian. Padahal tuhan itu bisa ditemukan dimana saja," kata Jango Pramartha, Senin (27/6/2022) pembuat karya itu.
Lebih menarik lagi, karya itu disandingkan dengan sebuah gambaran dimana kebiasaan membuang sampah sembarangan dilakukan turun menurun hingga bisa mengubur seseorang dalam tumpukan.
Karya lain ada yang menampilkan ironi atas situasi pandemi di Bali. Seperti terlihat dimana satu keluarga Bali sedang bersiap untuk bepergian. Mereka telah membawa semua alat perlengkapan kesehatan seperti masker, hand sanitizer, sabun dan lain-lain. Hanya tinggal uang saja yang tak mereka punya.
Setidaknya ada 40 jenis kartun yang bisa dinikmati oleh pengunjung ketika memasuki ruangan yang dipenuhi gambar unik lengkap dengan humor serta pesan sosialnya masing-masing.
ADVERTISEMENT
"Tidak ada tema khusus dalam pameran kartun ini, tapi poinnya mengandung humor yang terkait dengan sosial budaya seputaran kehidupan di Bali, juga terkait pandemi COVID-19," jelas Jango yang juga menjadi Ketua Panitia pameran ini.
Yang jelas, setiap karya memiliki makna sendiri dalam satu frame. Penikmat diberi kebebasan untuk menilai intinya, dan bisa tersenyum melihat fenomena visual yang ada. Saking bebasnya, karya kartun pun tidak membutuhkan judul.
Menurut Jango, pameran kartun sudah ikut dalam event PKB sejak tahun 1989. Dimana dalam setiap pameran, antusias masyarakat sangat tinggi melihat setiap karya para kartunis.
"Kami hadir dalam setiap PKB untuk menyampaikan pesan sekaligus kritik sosial dalam balutan humor yang cerdas. Kehadiran kami di PKB dari sebelum berbayar, sampai berbayar, dan gratis lagi seperti sekarang ini, kami selalu ada di PKB dan ditunggu-tunggu oleh masyarakat," imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Antusias ini bisa dilihat dari jumlah masyarakat yang berkunjung terus memadati ruangan pameran. Selain itu, pengunjung tampaknya sangat paham akan pesan visual yang disampaikan melalui karikatur.
"Sambil melihat kartun mereka tersenyum dan tertawa. Hal ini menyiratkan baik kartunis dan masyarakat cukup cerdas membaca kritik sosial pada kartun," tutur Jango.
Adapun jumlah peserta pameran terdiri dari 10 orang kartunis yang sudah terlibat dalam pameran kartun 'Bali Bangkit-V', yakni Gus martin, Tu Suaria, Jango Pramartha, Wayan Tama, Kesuma-T, Ardi, Chuk Handono, Yerre Agusto, dan Pinky Sinanta.
"Tujuan kami membuat kartun untuk mengajak masyarakat ikut peka melihat perubahan sosial di Bali," sebutnya.
Selain melihat karya para kartunis, pengunjung juga bisa membuat sketsa wajah atau istilahnya cartoon on the spot. Pembuatannya membutuhkan waktu sekitar 10 menit dalam goresan wajah hitam putih yang sederhana
Ia berharap dengan adanya pameran kartun, pemerintah dapat memberi ruang seluas-luasnya kepada para kartunis untuk berkarya atau ikut dalam setiap pameran. Sehingga dapat menjadikan kartun sebagai bagian dari campaign pemerintah, karena bahasa visual kartun sangat bisa segera dipahami oleh masyarakat.
ADVERTISEMENT
Salah satu pengunjung pameran, Putra Mandala (25), menuturkan bahwa diriny memang suka dunia menggambar sehingga kartun menjadi daya tarik tersendiri di event PKB.
"Kartun itu bisa menyampaikan pesan sosial secara lebih efektif, karena orang bisa menertawakan isu sosial yang bersifat sensitif. Padahal mereka juga ada di dalamnya, seperti kartun tentang COVID-19," tuturnya.
Ke depan, ia berharap lebih banyak lagi karya kartunis yang dipajang dengan disediakannya tempat yang lebih luas. (Kanalbali/LSU)