Bandara Ngurah Rai Gelar Pelatihan Deteksi Benda Eksplosif

Konten Media Partner
18 Maret 2019 15:40 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana di Bandara Ngurah Rai (dok.kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Suasana di Bandara Ngurah Rai (dok.kumparan)
ADVERTISEMENT
MANGUPURA, kanalbali.com – Bekerja sama dengan Pemerintah Australia melalui Kedutaan Besar Australia untuk Indonesia di Jakarta, serta dengan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, PT. Angkasa Pura I (Persero) menggelar pelatihan Explosive Trace Detection (ETD) dan Advanced Technology Implementation bagi para personel aviation security, Senin (18/03).
ADVERTISEMENT
Airport Security Department Head PT. Angkasa Pura I (Persero) Kantor Cabang Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai – Bali, Made Sudiarta mengatakan, pelatihan yang diselenggarakan di Hotel Harris Tuban ini merupakan salah satu wujud kerja sama yang telah berjalan secara berkelanjutan.
“Materi yang diangkat dalam pelatihan ini bersifat cukup esensial dalam keamanan penerbangan. Bahan peledak atau explosive, merupakan salah satu barang berbahaya yang secara sangat ketat diatur dalam peraturan penerbangan,” lanjut Made Sudiarta.
Pendeteksian bahan peledak sejak dini di bandar udara merupakan salah satu prosedur keamanan yang mutlak dilakukan dalam rangkaian pemeriksaan keamanan. Dalam pelatihan ini, turut disampaikan pula materi mengenai penggunaan teknologi tingkat lanjut atau advanced technology implementation dalam prosedur keamanan bandar udara.
ADVERTISEMENT
Kombinasi kedua materi pelatihan ini ditujukan untuk dapat menjadi pengetahuan baru bagi personel keamanan bandar udara untuk dapat semakin meningkatkan pelayanan, serta pada akhirnya, dapat memastikan kondisi keamanan bandar udara dan keamanan penerbangan.
Adam Morton, First Secretary (Transport) dari Kedutaan Besar Australia untuk Indonesia di Jakarta menyambut baik terhadap kegiatan pelatihan ini. “ Kita harus menyambut teknologi baru tersebut, khususnya body scanner dan mesin ETD, karenaa ancaman di luar sana yang sifatnya baru,” ujar Adam Morton.
Hingga saat ini, sudah banyak bandar udara di dunia yang meningkatkan standar keamanan dengan pengimplementasian explosive trace detection checking. Di Australia sendiri, Bandar Udara Newcastle di Negara Bagian New South Wales, Bandar Udara Internasional Melbourne, dan Bandar Udara Hobart di Tasmania telah menerapkan prosedur keamanan ini dengan sistem random checking terhadap penumpang yang hendak bepergian melalui pesawat udara.
ADVERTISEMENT
Di Amerika Serikat, petugas aviation security berhasil mencegah seorang penumpang yang kedapatan membawa bahan peledak untuk masuk ke dalam terminal bandar udara. Di Bandar Udara Internasional Yuma di Negara Bagian Arizona, bahan peledak jenis C4 atau bom plastik yang disembunyikan dalam kaleng tembakau oleh seorang penumpang pada tahun 2011 silam, berhasil terdeteksi melalui ETD checking.
“Selain penggunaan teknologi, kualitas sumber daya manusia juga sangat berperan. Untuk itu, saya berharap akan ada banyak interaksi di kegiatan ini,” tutup Adam Morton.
Pelatihan yang akan dilaksanakan hingga tanggal 27 Maret 2019 tersebut diikuti oleh 44 peserta, di mana bandar udara tuan rumah mengirim 30 personel. Sebanyak 12 peserta sisanya merupakan utusan dari 7 bandar udara di lingkup PT. Angkasa Pura I (Persero), serta 2 peserta dari Kantor Otoritas Bandar Udara Wilayah IV. (kanalbali/RLS)
ADVERTISEMENT