Bangkai Paus di Nusa Dua Ternyata Bukan yang Tewas Terdampar di Sanur

Konten Media Partner
18 November 2020 13:49 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Seorang petugas mengamati bangkai Ikan Paus sperma yang tewas terdampar di Nusa Dua - IST
zoom-in-whitePerbesar
Seorang petugas mengamati bangkai Ikan Paus sperma yang tewas terdampar di Nusa Dua - IST
ADVERTISEMENT
NUSA DUA - Bangkai paus sperma kembali ditemukan di Perairan Bali tepatnya di Pantai Bengiat, kawasan ITDC, Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, Rabu (18/11) pagi. Paus sperma mati di Bali itu berbeda dengan yang sebelumnya ditemukan di Pantai Mertasari, Sanur dan telah dibuang ke lalut lepas.
ADVERTISEMENT
Kepala Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (BPSPL) Denpasar, Permana Yudiarso menyampaikan, bahwa bangkai paus sperma tersebut awalnya dilaporkan dari pihak securty ITDC kepada tim di lapangan.
"Dari hasil panjang tubuhnya sudah berbeda (dengan paus yang kemarin). Ini panjangnya 13,5 meter dengan berat sekitar 3 ton. Ditemukan tadi pagi di Pantai Bengiat," kata Yudiarso, saat dihubungi Rabu (18/11).
"Pausnya ini beda dengan yang sebelumnya ditemukan di Sanur. Awalnya tadi pagi kami kira memang yang kemarin karena kami belum melakukan pengecekan terhadap panjang tubuhnya dan lain-lain," jelasnya.
Ia menyatakan, bahwa paus tersebut sudah dikuburkan dengan menggali tanah menggunakan alat buldozer di lokasi paus tersebut ditemukan."Kita sudah kuburkan hari ini, dan disiapkan lokasi penguburan (setelah) memindahkan ke pinggir pantai dan kemudian dikubur," imbuhya.
Proses pembuangan bangkai Paus yang tewas di Sanur - IST
Ia juga mengatakan, bahwa paus tersebut kondisinya sudah membusuk dan badannya telah hancur dan perkiraan sudah sekitar 2 Minggu telah mati.
ADVERTISEMENT
"Kalau yang sekarang sudah membusuk dan terurai perkiraan bobotnya sekitar 3 ton. Karena ini (lebih) besar dari yang kemarin. Ini, sudah hancur jadi kita ambil simple DNA-nya," jelasnya.
Sementara untuk penyebab kematian paus sperma di perairan Bali, pihaknya masih melakukan pengkajian. Karena, matinya paus sperma itu dugaan sementara ada tiga indikasi.
"Dugaan pertama karena penyakit atau (sakit). Kedu, tertabrak kapal yang lewat cuman itu kecil kemungkinannya. Ketiga disorientasi terganggu sonarnya itu karena dekompresi," ujarnya.
Dekompresi bisa banyak faktor, salah satunya karena adanya kapal minyak yang mengeluarkan frekuensi yang sama dengan sonar paus sehingga terganggu.
"(Misalnya paus) langsung naik dari perairan 3000 meter langsung naik ke perairan kedalaman 0 meter. Naik tiba-tiba itu dia terkena dekopresi bisa pecah paru-parunya karena dia bernafas memakai itu," ujar Yudiarso. ( kanalbali/KAD)
ADVERTISEMENT