Banjir Bandang dan Tanah Longsor Terjadi di Buleleng, Bali

Konten Media Partner
16 Januari 2021 14:47 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Warga bersama petugas membersihkan jalan yang terdampak banjir bandang di Buleleng, Bali - IST
zoom-in-whitePerbesar
Warga bersama petugas membersihkan jalan yang terdampak banjir bandang di Buleleng, Bali - IST
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
DENPASAR - Hujan deras dengan intensitas tinggi yang mengguyur Kabupaten Buleleng, Bali, sejak Jumat (15/1/2020) malam menyebabkan terjadinya banjir bandang dan tanah longsor di Desa Sepang Kelod, Busungbiu, Buleleng. Akibatnya sejumlah akses jalan Kabupaten tertutup tanah longsor.
ADVERTISEMENT
Kepala Pelaksana BPBD Buleleng , Ida Bagus Suadnyana saat dikonfirmasi, Sabtu (16/1) menuturkan, longsor dan banjir bandang yang terjadi pada Jumat (15/1) malam itu tak hanya mengakibatkan akses jalan tertutup karena material longsor. Pohon tumbang, kendaraan hanyut, hingga lahan salah satu sekolah dasar (SD) di di Desa Sepang Kelod, Busungbiu, juga tergerus.
Satu mobil sempat terjebak dan terbawa arus banjir bandang - IST
"Gedung SD ini lokasinya dekat dengan aliran Sungai Pulukan, karena volume air terus meninggi, tanah di lokasi SD tersebut juga tergerus. Tapi tidak sampai menggerus pondasi bangunan, jadinya masih utuh, tapi kami khawatirnya ada banjir bandang susulan," jelasnya.
Meski begitu, lanjut Suadnyana, pihaknya masih akan fokus pada pembersihan material longsor di akses jalan desa antara Dusun Asah Badung dan Dusun Gunung Sari yang belum bisa dilalui. Ia pun meminta masyarakat terus waspada dengan adanya banjir bandang susulan ataupun longsor susulan yang sewaktu-waktu bisa terjadi.
ADVERTISEMENT
"Di Buleleng ini kan intensitas hujannya khususnya di Busungbiu sudah tinggi sejak tiga hari terakhir, makanya kami menghimbau kepada masyarakat agar lebih waspada, terutama yang tinggal di pinggiran sungai dan tebing, tapi sejauh ini masih aman," jelasnya.
Mengenai kerugian material yang diakibatkan dari tanah longsor dan banjir Bandang itu, Suadnyana mengaku berkisar Rp. 10 juta. Sedangkan untuk korban jiwa dinyatakan nihil. (Kanalbali/ACH)