Konten Media Partner

Bank Sampah, Olah Produk Eksport Hingga Dikelola Online

6 Februari 2018 17:45 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:11 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bank Sampah, Olah Produk Eksport Hingga  Dikelola  Online
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Walikota Rai Mantra saat melauncing Bank Sampah Berbasis Online di Banjar Bantas, Desa Peguyangan Kangin, Denpasar Utara
ADVERTISEMENT
Denpasar, kanalbali.com -- Masalah sampah merupakan masalah klasik yang perlu diperhatikan dan segera diatasi begitu juga di Kota Denpasar. Pemerintah Kota Denpasar terus menerus menanggulangi sampah terutama memerangi sampah plastik. Salah satunya dengan mencetuskan ide Bank Sampah.
{Plastik di olah kembali menjadi sebuah kerajinan yang bernilai ekonomi dan bermanfaat dan sudah bisa di ekspor keluar negeri. Seperti kerajinan daur ulang dari bahan baku sampah yang dihasilkan nasabah bank sampah Garuda Wastu Lestari (GWL) Denpasar diminati warga Swiss.
Produk kerajinan tangan tersebut dibuat dengan kualitas dan desain yang menarik. "Produk bank sampah itu bukan berarti tidak bernilai, karena kami menciptakannya sebagus mungkin dan berkualitas tinggi sehingga pemakainya tidak merasa minder atau malu. Buktinya warga Switzerland (Swiss) menyukai," ujar pendiri bank sampah GWL Ni Wayan Riawati saat ditemui di kantor bank sampah miliknya di Peguyangan, Denpasar, Selasa, 6 Februari 2018.
ADVERTISEMENT
Dimana perajin bahan daur ulang ini memanfaatkan plastik kemasan kopi dan beraneka minuman tuang, yang mengandung "aluminium foil". Barang-barang yang diproduksi antara lain tempat pensil, tas dan trendy bag untuk ibu-ibu jika hendak berbelanja di pasar. Harga untuk barang kerajinan daur ulang ini sangat bervariasi, mulai dari Rp20 ribu hingga ratusan ribu rupiah.
Harga ini tergantung jenis barang kerajinan. "Harga produk yang kami tawarkan bermacam-macam, kalau tempat pensil, kisarannya Rp20 ribu - Rp35 ribu, Travel bag, harganya mencapai Rp700 ribu, karena banyak memerlukan bahan dan lamanya waktu pengerjaannya," ujar Riawati.
Bank-bank sampah pun mulai berkembang dan saat ini sudah ada bank sampah yang menerapkan system online, seperti yang dilakukan kelompok masyarakat Banjar Dangin Peken, Desa Pakraman Intaran, yang telah membentuk Bank Sampah Dhana Lestari, yang kini telah merapkan layanan transaksi penabungan sampah berbasis online.
ADVERTISEMENT
“Pengelolaan Bank Sampah di Bank Sampah Dhana Lestari melibatkan CSR dengan sistem terpadu pengelolaan sampah dengan layanan keuangan mikro berbasis teknologi infromasi,” Manager Bank Sampah Dhana Lestari, Ni Wayan Sri Sutari . Jadi program ini memberikan transaksi online dari hasil tabungan sampah masyarakat dapat melakukan hal seperti cek saldo, pembelian pulsa listrik, pulsa handphone, transfer antar nasabah bank sampah, pembayaran online merchant bank sampah, serta dengan sistem Zis online.
Terkait transaksi online yang dimaksud yakni dengan mekanisme pembayaran di bank sampah, nasabah tetap menyetor ke titik pengumpulan Bank Sampah, misalnya di balai banjar. Dari transaksi tersebut, penyetor dapat menggunakan aplikasi khusus serta data transaksi langsung tersimpan di server khusus bank sampah. “Semua transaksi tersebut dapat digunakan oleh nasabah secara mandiri melalui aplikasi vip mobile untuk android, sms, dan web,” kata Sutari. (kanalbali/IST)
ADVERTISEMENT