Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.97.0
Konten Media Partner
Bebas Wabah Demam Babi, Bali Siap Pasok Daging Ke Jakarta
27 Desember 2019 17:51 WIB
ADVERTISEMENT
Kepala Dinas Peternakan Provinsi Bali Wayan Mardiana menjamin , babi asal Bali masih aman dari wabah demam babi Afrika atau African Swine Fever (ASF). Karena itu, Bali pun siap menjadi pengganti Sumatera Utara yang sebelumnya menjadi daerah pemasok daging babi ke DKI Jakarta.
ADVERTISEMENT
"Biasanya DKI itu dipasok dari Sumatera Utara. Sekarang Sumatera Utara tidak mengeluarkan daging babi, maka untuk mengisi peluang pasar di DKI dipasoklah daging babi dari Bali," ujar Kepala Dinas Peternakan Provinsi Bali Wayan Mardiana, Jum'at (27/12).
Berhentinya Sumatera Utara memasok daging babi menurut Mardiana, disebakan adanya wabah demam babi Afrika atau African Swine Fever (ASF) yang dilaporkan langsing oleh Kementerian Pertanian melalui Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 820/KPTS/PK.320/M/12/2019 tentang pernyataan wabah demam babi Afrika pada beberapa kabupaten/kota di Sumut.
Selain belum terserang ASF, Mardiana berujar saat ini Bali sudah mengalami swasembada babi sejak beberapa tahun terkahir. "Kurang lebih masih ada surplus 400 ton untuk daging babi kita di Bali. 400 ton itu artinya proses pengulolahan sudah, konsumsi untuk masyarakat lokal sudah, kebutuhan untuk upacara keagamaan sudah," jelasnya.
Mardiana mencotohkan, baru-baru ini Bali telah memasok daging babi ke DKI sebanyak 5 ton daging berupa sosis dan daging olahan. "Kadang di solo juga kadang kadang minta daging babi dari Bali karena di solo juga kan sudah tidak boleh ada peternakan daging babi," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Swasembada daging babi di Bali dikarenakan jumlah populasi babi yang sangat besar. Ada total 762.409 ekor babi yang tersebar diseluruh Kabupaten/Kota se Bali. Rinciannya Denpasar 14.374, Badung 70.356, Gianyar 138.764, Klungkung 23.309, Karangasem 142.758, Bangli 59.747, Buleleng 195.927, Jembrana 22.826, dan Tabanan 94.348.
Dengan jumlah populasi babi sebanyak itu, pihak Dinas Peternakan Provinsi Bali mengambil langkah tegas untuk memperketat masuknya makanan dari luar Bali agar Babi di Bali terhindar dari virus ASF. "Saya juga tekankan disini, yang menjadi ketakutan kami ada pada peternak babi yang merugi. Kalau sampai virus ini masuk, maka peternak akan rugi. Tidak ada kaitannya dengan manusia, karena memang virus ASF ini tidak menular kepada manusia," terangnya.
ADVERTISEMENT
Di tempat yang sama, Kadis Pariwisata Provinsi Bali Putu Astawa membenarkan bahwa sudah ada kewaspadaan terhadap wisatawan yang hendak berkunjung ke Bali akibat berita yang tidak tepat terkait penyebaran virus ASF. Namun, ia megakui sejauh ini belum ada penurunan wisatawan yang berkunjung ke Bali.
"Sampai sejauh ini belum ada tanda tanda seperti itu. Apalagi kalau kita lihat dari tren dari kunjungan yang datang, setiap bulan masih ada peningkqtan dan masih sangat stabil. Apalagi dibandingkan dengan yg taun lalu Khusu untuk Wisman malah meningkat," ujar Astawa.
Dinas Pariwisata Provinsi Bali juga mengapresiasi langkah yang di ambil oleh Dinas Peternakan yang secara tanggap melakukan komunikasi kepada pihak Australia terkait informasi yang mengatakan kalau Bali sudah terserang wabah demam babi Afrika atau African Swine Fever (ASF). (Kanalbali/ACH)
ADVERTISEMENT