Bermula dari Kelas Gratis, Mahasiswa UI Raih Dana Rp 100 Juta dari Pertamina

Konten Media Partner
16 Januari 2023 12:36 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tim Taman School yang meraih Top 3 Pertamuda 2022 - IST
zoom-in-whitePerbesar
Tim Taman School yang meraih Top 3 Pertamuda 2022 - IST

Ide bisnisnya sebagai start up bidang edupreneurship masuk dalam TOP 3 Pertamuda Seed and Scale 2022

ADVERTISEMENT
DENPASAR, kanalbali.com - Mochammad Risky Altaresh termasuk anak muda yang beruntung. Sejak di bangku Sekolah Dasar (SD) hingga kini menjadi mahasiswa program studi Fisika di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam  (FMIPA) Universitas Indonesia berbagai prestasi terus diraihnya.
ADVERTISEMENT
“Namun saat di masa SMA, saya melihat sekeliling saya, banyak yang kurang beruntung,” jelasnya, Senin (16/1/2023).
Saat itulah dia bersama sejumlah temannya, mulai membuka bimbingan untuk anak-anak tingkat SD dan SMP secara gratis pada siswa yang kurang memiliki akses pada pendidikan berkualitas.
Ketika mulai menjadi mahasiswa, dia berpikir untuk menemukan cara agar program bantuan semacam ini bisa tersebar ke seluruh indonesia.
Bersamaan dengan itu pada  tahun 2017, ia mulai belajar mengenai start up dengan mengikuti berbagai kegiatan. Bersama tim yang dibangunnya, ia aktif mengikuti berbagai lomba memanfaatkan internet untuk berbagai kegiatan.
“Kami pernah memenangkan lomba yang diselenggarakan OCBC, Bekraf, dan Baznas,” jelasnya.
Setelah beberapa kali mengikuti lomba, mereka mulai menyadari agar sebaiknya berfokus pada pengembangkan Taman School. Edupreneurship.
ADVERTISEMENT
Bermodalkan hadiah lomba, berbagai produk mulai dikembangkan, salah satunya adalah Young Eagle Class (YEC), sebuah program belajar online untuk tingkat SMP.
“Ini khusus untuk mempersiapkan diri memasuki SMANU MH. Thamrin dengan tenaga pengajar dari alumni dan siswa dari SMA tersebut,” jelasnya.
Tahun 2020, mereka meluncurkan Kelas Seikhlasnya, yakni program literasi untuk berbagai keterampilan secara gratis.
Adapun secara filosofis, Risky percaya pendidikan yang ideal adalah yang  mampu membuat para pelajar merasa aman dengan masa depannya.
Dia mengutip pernyataan pakar pendidikan Sir Ken Robinson yang mengatakan “Sistem pendidikan kita saat ini seperti mechanical system, sedangkan pendidikan tidak sustainable”.
Pendidikan seharusnya seperti organic agriculture dimana tidak perlu memaksakan tumbuhan untuk tumbuh dengan cepat dan menghasilkan tanaman yang banyak dan seragam.
ADVERTISEMENT
“ Tapi kita perlu menciptakan tanah dengan sehat, agar beragam jenis bibit dapat tumbuh di tanah tersebut sehingga ada keberagaman dan sustainability yang lebih pasti, walau membutuhkan proses yang panjang,” kutipnya
” Hal tersebut yang menjadi latar belakang Saya membangun Taman School sehingga memiliki slogan Make Students Feel Safe,” tandasnya.

Mulai Mengikuti Pertamuda

Mereka pertama kali mengetahui adanya kompetisi wirausaha Pertamuda yang diselenggarakan Pertamina pada tahun 2021, Berawal dari salah-satu dosen yang memiliki concern di bidang wirausaha. Namun, ketika mendaftar pada tahun itu, mereka dinyatakan tak lolos.
Kegagalan itu menjadi modal untuk lebih serius mempersiapkan diri saat maju kembali di ajang Pertamuda 2022 dengan mengembangkan program Tamanschool.
Bagi mereka, ajang ini pun adalah tahapan lanjut untuk menjaga kelangsungan bisnis dari sisi pendanaan.  “Secara bisnis, kami sudah terfokus untuk mengembangkan produk dan sudah melihat impact dari customer,” katanya.
ADVERTISEMENT
Tetapi untuk pengelolaan  keuangan, mereka harus memutar otak untuk mengelola keuangan dan operasional agar tetap bisa berjalan.
Pada awalnya, mereka ingin mencari investor tetapi berdasarkan pendapat mentor, kami disarankan untuk mencari program hibah saja.
“Karena jika melakukan investment, bisa jadi kami dibeli dengan harga yang murah,” katanya.
Tak hanya dana sebesar Rp 100 juta yang didapat dari ajang ini. Menurutnya, Pertamuda pun memenuhi kebutuhan akan network dan mentoring. “Mentoring terutama aspek teknis seperti pengurusan pajak, legal, serta partnership yang akan dibangun ke depannya,” katanya.
Dari semua ini, harapan dia adalah we would love to have bigger partnerships with as many peoples as possible to make ideas happen.
“Ini bukan saja mengenai apa yang kami dapatkan dari Pertamuda, tetapi kami juga mampu membangun kolaborasi dan output yang berkualitas ke partner yang ada,” katanya mengenai usaha yang omzetnya sudah mencapai Rp 600 juta itu. (kanalbali/RLS/RFH)
ADVERTISEMENT