Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten Media Partner
Buat Buku Catatan Jurnalis, Wartawan Ini Kritisi Tradisi dan Pariwisata Bali
12 Agustus 2023 14:05 WIB
·
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
DENPASAR, kanalbali.com - Sebuah buku berjudul ‘Catatan Jurnalistik Mencari Kitab Suci’ diluncurkan pada pada Jumat (11/8/2023) di Denpasar. Buku karya wartawan senior di Bali I Gusti Ngurah Wisnu Wardana itu berisi catatan-catatan pribadinya selagi bertugas meliput sejumlah peristiwa di Bali dan berbagai tempat lainnya.
ADVERTISEMENT
“Buku ini adalah renungan saya sebagai orang Bali dalam melihat adat dan tradisi serta perkembangan pariwisata," katanya yang sejak awal menjadi jurnalis pada tahun 70-an menekuni bidang pariwisata.
Ia sengaja memilih judul bernuansa perjalanan spiritual. Hal itu karena sebagai orang Bali, dia mengaku tak bisa melepaskan diri dari religiusitas dan tradisi keagamaan yang kuat.
"Mencari kitab suci dimaksudkannya sebagai upaya untuk mencari makna dibalik simbol dan tradisi dalam kehidupan orang Bali," sebutnya. Sebab, berbeda dengan agama yang lain, dalam tradisi tersebut posisi kitab suci tak terlalu ditonjolkan.
Dari perenungannya, dia menyimpulkan bahwa tradisi keagamaan orang Bali diwariskan melalui teladan dan perilaku serta simbol yang diwariskan turun temurun. “Jadi kita belajar memaknasi dari apa yang ada dalam simbol-simbol seperti penjor, canang dan berbagai persembahan lainnya,” sebutnya.
ADVERTISEMENT
Wisnu Wardhana menilai, Bali sudah banyak berubah dari waktu ke waktu. Contohnya, dari segi kriminalitas misalnya, pada tahun-tahun 70-an berita kriminal sangat jarang ditemui. Tapi saat ini justru mendominasi.
Menurutnya, pesan penting ingin disampaikannya melalui buku itu adalah untuk tetap menjaga keharmonisan Bali melalui ajaran Tri Hita Karana. “Harus ada keseimbangan antara hubungan manusia dengan sesamanya, dengan lingkungan dan dengan Tuhan,” katanya.
Alasan itulah yang menyebabkanya menggagas Tri Hita Karana Award pada tahun 2000, yakni award yang diberikan untuk pelaku pariwisata yang dinilai dapat menjaga ketiga hubungan tersebut. Tolok ukurnya pun semakin berkembang seiring dengan pberbagai perubahan yang terjadi.
Menanggapi peluncuran buku tersebut, Guru Besar Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa Sumadi menyatakan, refleksi pemikiran seorang wartawan sangat diperlukan karena sudah pasti berbasis pada kenyataan yang ditemui di lapangan.
ADVERTISEMENT
Profesi wartawan, sebut dia, selayaknya juga menjadi guru bagi masyarakat melalui berita yang disampaikan. Di sisi lain, tradisi di Bali pun memerlukan orang-orang yang mampu menerjemahkan kepada masyarakat luas sehingga dipahami bukan hanya oleh orang Bali tetapi juga masyarakat dunia yang datang ke Bali. (kanalbali/WIB)