Buat Lagu “Jokowi Lagi”, Mr Rayen Siap Hadapi Pro-Kontra

Konten Media Partner
11 November 2018 16:55 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Buat Lagu “Jokowi Lagi”, Mr Rayen Siap Hadapi Pro-Kontra
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
MR Rayen saat jumpa pers di Warung Kubukopi, Sabtu, 11/11 di Denpasar - kanalbali/RFH
ADVERTISEMENT
DENPASAR, kanalbali.com – Musisi muda Bali asal Jembrana Mr Rayen meluncurkan single baru berjudul “Jokowi Lagi” di Warung Kubukopi, Denpasar, Sabtu, 10/11. Ia mengaku tak khawatir lagu itu akan menimbulkan pro dan kontra karena situasi politik saat ini.
“Kalau dari saya benar-benar karena curahan kekaguman saja yang saya salurkan secara kreatif, jadi kalau ada reaksi ya itu terserah publik,” ujarnya.
Ia menyebut lagu itu bukan lagu pesanan untuk kampanye Jokowi. Namun ia mengaku siap-siap saja kalau nantinya diajak untuk berkampanye membawakan lagu itu. “Sekarang saja sudah ada yang menghubungi, ya silahkan, saya senang-senang saja,” ujarnya.
Namun dibalik semua itu, menurutnya, pesan yang ingin disampaikan adalah keharusan untuk menonjolkan kebhinekaan dan kebersamaan. Karena itu dalam video klip juga ditampilkan saat Jokowi berpelukan dengan Prabowo serta aneka kesenian dan budaya lokal. Klip ini juga sudah dilaunching di Youtube dengan tautan https://www.youtube.com/watch?v=nmQbpDsBQfg.
Buat Lagu “Jokowi Lagi”, Mr Rayen Siap Hadapi Pro-Kontra (1)
zoom-in-whitePerbesar
Bila dilihat dari sisi lain, menurutnya, lagu itu mewakili pandangan kaum milenial terhadap Jokowi yang dinilai telah membawa Indonesia ke sebagai bangsa yang optimistis melangkah ke depan. “Saya juga kagum dengan kesabaran dan keteduhan hati beliau menghadapi berbagai hinaan,” tegasnya.
ADVERTISEMENT
Lirik lagunya sengaja dibuat sederhana dan mudah diiingat dibalut dengan musik bernuansa reggae serta unsur musik etnik tradisional Indonesia. Musisi kelahiran Negara, Jembrana 22 Agustus 1986 itu sendiri sebelumnya telah populer sebagai musisi pop Bali dan pada 13 Maret lalu meluncurkan album “Iluh”.
Pengamat musik Made Adnyana menilai, sah-sah saja seorang musisi menyampaikan kekagumannya kepada seorang tokoh melalui sebuah lagu. Namun dari sisi musisi sendiri, menurutnya, tak perlu menegaskan bahwa tidak ada motif politik di belakang penciptaan itu. “Biarlah publik yang menilai karena setelah diluncurkan karya itu adalah milik publik bukan hanya miik musisinya sendiri,” tegasnya. (kanalbali/RFH)