Buka Rakernas BEM SI di Bali, Koster: Saat Mahasiswa, Saya Juga Suka Berdemo

Konten Media Partner
19 September 2022 16:01 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gubernur Koster (2 dari kiri) bersama sejumlah pengurus BEM SI - WIB
zoom-in-whitePerbesar
Gubernur Koster (2 dari kiri) bersama sejumlah pengurus BEM SI - WIB
ADVERTISEMENT
DENPASAR, kanalbali.com - Gubernur Bali Wayan Koster menyebut semasa kuliah di Institut Teknologi Bandung atau ITB pada era 80-an juga aktif dalam aktifitas kemahasiswaan, sampai sering mengikuti aksi unjuk rasa di jalanan.
ADVERTISEMENT
“Pada saat itu Tahun 1980an terjadi transisi dari Normlisasi kehidupan kampus (NKK) dan badan koordinasi kemahasiswaan (BKK) konsep inilah yang ditolak habis-habisan mahasiswa yang dimotori semua mahasiswa se-Indonesia,” katanya.
Hal itu disampaikan saat memberikan sambutan dalam gelaran Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Seluruh Indonesia XV yang bertempat di Gedung Ksirarnawa, Art Center, Denpasar, Bali, Senin (19/09).
Terlalu asik dengan dunia itu membuat Koster lebih lambat meraih kelulusan dari almamaternya itu. “Bahkan saya dipanggil terus disuruh cepat-cepat lulus supaya tidak membuat gangguan di kampus,” selorohnya.
Gubernur Koster saat membuka rakernas BEM SI - WIB
“Jadi, saya sama sekali tidak anti, saya pelaku demo, saya pemimpin demo sama mahasiswa, jadi yang gitu-gitu makanan saya dulu, hobi saya dulu. Walaupun sekarang karena jadi Gubernur ya arif-arif lah dulu. Tapi aslinya saya gitu,” kata Koster.
ADVERTISEMENT
Koster bercerita, ketika menjadi mahasiswa setiap hari ia melakukan briefing dengan mahasiswa lainnya. Dari dunia mahasiswa serta pengalaman organisasi ini, menurut Koster dapat menjadi bekal manajemen pengetahuan kepemimpinan menjadi lebih kuat, tangguh, lebih berjati diri hingga lahirlah seorang pemimpin.
“Jadi adik-adik ini sudah membentuk diri untuk menjadi pemimpin dan melakukan perubahan, bisa mengorganisir masyarakat diwilayahnya bahkan wilayah yang lebih luas. Dilakukan bersama-sama dengan berbagai komponen masyarakat,” tutupnya. (kanalbali/KAD)