Bule Bugil di Gunung Batur, Pemuda Hindu Sebut Kurangnya Literasi Kawasan Suci

Konten Media Partner
26 April 2022 10:52 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas menunjukkan lokasi di Gunung Batur yang pernah menjadi lokasi pembuatan  videe porno pada 2021 - IST
zoom-in-whitePerbesar
Petugas menunjukkan lokasi di Gunung Batur yang pernah menjadi lokasi pembuatan videe porno pada 2021 - IST
ADVERTISEMENT
DENPASAR, kanalbali.com - Aksi video asusila yang ditunjukkan seorang Warga Negara Asing (WNA) di puncak Gunung Batur kembali menampar dunia kepariwisataan Bali, khususnya Bangli.
ADVERTISEMENT
Pengakuan bule itu yang tak mengetahui bahwa kawasan Gunung Batur adalah kawasan yang disucikan masyarakat Bali menjadi indikasi rendahnya tingkat literasi wisatawan terhadap destinasi wisata di Bali.
"Kasus ini menjadi bukti bahwa sajian literasi kepariwisataan kita kurang baik, sehingga wisatawan yang datang justru berlaku di luar norma-norma krama Bali," kata Sekretaris Dewan Pimpinan Provinsi Pemuda Hindu Indonesia (DPP Peradah Indonesia) Bali, I Ketut Eriadi Ariana di Denpasar, Selasa (26/4/2022).
Kasus ini pun, kata dia, bukan hanya menyangkut Gunung Batur tapi juga di seluruh Bali. Pemuda yang juga Jero Penyarikan Duuran Batur itu mencontohkan beberapa kasus yang bersumber dari kurangnya literasi kawasan wisata.
Bule pelaku vidoe bugil di Gunung Batur - IST
Misalnya, kasus wisatawan yang naik ke palinggih-palinggih suci di Besakih dan Batukaru, juga pelecehan terhadap petirtaan di Monkey Forest Ubud beberapa tahun lalu.
ADVERTISEMENT
Sementara khusus untuk kawasan pariwisata Batur, kejadian senada juga sempat mengemuka berkali-kali, misalnya video aktivitas seksual oleh WNA yang viral awal tahun 2021 lalu.
"Potensi pelanggaran semakin besar ketika daya pantau kita terhadap tindak-tanduk wisatawan di tempat destinasi juga lemah, khususnya untuk kawasan wisata yang luas dan open access seperti di Batur," kata dia.
Oleh karena itu, ia mengusulkan agar semua stake holder pariwisata, baik itu pemerintah, pengelola destinasi wisata, penyedia akomodasi, hingga masyarakat adat terlibat dalam upaya literasi kepariwisataan Bali ke depan.
Contohnya bisa dalam bentuk papan-papan pengumuman di pintu-pintu masuk kawasan, penyediaan famplet-famplet dan brosur informasi kawasan, dan pemanfaatan kanal-kanal media massa lainnya.
"Peningkatan literasi kawasan wisata terhadap pemandu juga perlu dilakukan. Pemandu harus menguasai dan memahami betul seluk-beluk kawasan, berdisiplin, dan komitmen atas ketetapan norma yang berlaku untuk citra pariwisata yang baik dan berkelanjutan," katanya. (kanalbali/RFH)
ADVERTISEMENT