Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten Media Partner
Bule Duduk di Bale Piasan Diviralkan, Kepala Desa: Mestinya Ditegur Dulu
25 Juni 2020 16:48 WIB
ADVERTISEMENT
Sebuah video seorang Warga Negara Asing (WNA) yang sedang duduk di Bale Piasan (Tempat menaruh benda suci-red) di area Pura viral di media sosial dan mengundang kecaman banyak pihak.
ADVERTISEMENT
Dalam video itu, terlihat warga asing duduk di Bale Piasan di areal Pura Gede Batungaus di Pantai Mengening, Desa Cemagi, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung, Bali.
Ketut Wirama selaku Perbekel atau Kepala Desa Cemagi membenarkan peristiwa itu"Iya, tanggal 23. Dari Desa Adat kemudian mengetatkan kemanan lagi," kata Wirama saat dihubungi, Kamis (25/6).
Wirama juga menerangkan, bahwa peristiwa itu viral di Facebook padahal terkadang bulenya tidak tahu mengenai adanya larangan duduk di tempat itu. Seharusnya, kata dia, bule itu ditegur agar tidak duduk di sana.
"Sebenarnya lebih baik diajak bicara dan diberi tahu kalau tidak boleh duduk di sana. Kalau kita diamkan berarti tidak ada yang salah. Paling tidak ditegur, kalau dia melawan khan ada aparat di sana," imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Lewat peristiwa itu, pihaknya akan menggelar Upacara Pencaruan atau pembersih di Pura Gede Luhur Batungaus. Rencananya akan dilakukan pada Minggu (28/6) mendatang. "Upacara Mecaru untuk pembersihan kembali. Artinya, kita tidak mau terulang lagi semacam itu," jelasnya.
Ia juga menyebutkan, bahwa bule tersebut bukan duduk di tempat Pelinggih tapi di Bale Piasan. Selain itu, Pura Gede Batungaus juga berdekatan dengan pantai. "Dia tidak tahu, memang kayak ada tempat duduknya, dia naik di sana (santai) lihat sunset ke barat. Jarak antara pura dengan laut itu pinggirnya sudah laut. Dia duduk di sana," ujarnya.
Selain itu, dengan adanya peristiwa tersebut menjadi introspeksi bersama dan lebih mengetatkan keamanan. Sehingga, peristiwa itu tidak terulang lagi. Selain itu, pihak desa juga tengah mencari bule itu untuk menanyakan apa maksud dan tujuannya duduk di sana. Karena, papan peringatan untuk tidak masuk sembarangan sudah ada dengan tiga bahasa yakni Bali, Indonesia, dan Inggris.
ADVERTISEMENT
"Kerusakan secara fisiknya tidak ada. Yang penting, nanti kita introspeksi diri kita laksanakan upacara pembersihan kembali. Kita introspeksi diri mungkin kita lebih hati-hati ke depan untuk menjaga setiap hari," ujarnya. ( KAD )