Cukup Bawa Sampah Plastik, Anak Desa di Buleleng Ini Dapat Aneka Kursus Gratis

Konten Media Partner
14 Desember 2022 17:13 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pengumpulan sampah plastik oleh anak-anak di Desa Mengening, Buleleng, Bali - IST
zoom-in-whitePerbesar
Pengumpulan sampah plastik oleh anak-anak di Desa Mengening, Buleleng, Bali - IST
ADVERTISEMENT
BULELENG, Kanalbali.com - Puluhan anak yang berasal dari Desa Mengening, Kubutambahan, Buleleng kini bisa mengakses pendidikan tambahan di luar jam sekolah. Untuk dapat mengikuti kelas secara gratis, Anak-anak cukup datang membawa sampah plastik.
ADVERTISEMENT
Pendidikan lingkungan bagi anak desa pertama kali digagas oleh Komang Anik Sugiani sejak tahun 2016 silam, program dijalankan melalui sebuah komunitas yang disebut Social Project Jyoti.
Dengan berdirinya sebuah komunitas, Anik memiliki keinginan agar anak-anak di desa mendapatkan akses pendidikan yang setara dengan mereka yang tinggal di kota.
Terlebih lagi, ia melihat rata-rata anak di Desa Mengening dan sekitarnya hanya mendapatkan pendidikan sampai tingkat SMA, dan sebagian lagi harus putus sekolah di tingkat SD maupun SMP. Sedangkan pendidikan tinggi setingkat Sarjana hanya dirasakan oleh segelintir orang.
"Saya lahir di Desa Mengening, tempat projek ini dilaksanakan. Saya merasa akses pendidikan untuk para anak itu kurang, dan saya memutuskan mendirikan komunitas untuk memberi sekolah dan dibayar menggunakan sampah plastik," tuturnya, Rabu, (14/12/2022).
Tokoh berusia 32 tahun itu menjelaskan bahwa pendidikan gratis diberikan setiap hari dengan kegiatan yang bervariatif, yakni mulai hari Senin terdapat kelas menari, Selasa kelas yoga, Rabu kelas go green and clean, Kamis sampai Jumat mendapatkan karate inkai. Kemudian hari Sabtu dilanjutkan pendidikan seni budaya. Sedangkan hari Minggu anak-anak mendapatkan pembelajaran akademik berupa materi Matematika, Bahasa Daerah, serta Bahasa Inggris.
ADVERTISEMENT
"Di hari minggu ini kami sebut pelajaran gratis berbayar, mereka datang dengan membawa sampah plastik sebagai alat pembayarannya. Sampah ini akan dikelola oleh Bank Sampah, jadi tidak hanya mengumpulkan sampah saja. Anak-anak juga mendapat pengetahuan menabung sampah di Bank Sampah," kata dia.
Karena kelas diadakan setiap hari, Anik mengatur agar jadwal dan jam belajar mereka di sekolah formal tidak terganggu. Sehingga mulai dari Senin - Sabtu, kelas diadakan pukul 16.00 WITA sampai 18.00 WITA. Selanjutnya di hari Minggu dimulai lebih awal, yakni pukul 09.00 WITA - 13.00 WITA.
Komang Anik Sugian
Setelah 4 tahun berjalan, pada 2020, komunitas ini bertransformasi menjadi sebuah Yayasan yang disebut sebagai Yayasan Project Jyoti Bali (YPJB). Selain menjalankan program projek pendidikan, Yayasan juga mendampingi anak-anak agar mampu melanjutkan pendidikan. Mulai dari membantu mencari orang tua asuh, beasiswa, dan sponsor.
ADVERTISEMENT
"Melalui program ini mindset orang tua juga perlahan berubah untuk terus bersemangat demi pendidikan putra-putrinya. Bahkan tahun lalu, semua anak di Yayasan kami bisa melanjutkan ke bangku SMP dan SMA," tuturnya.
Anik bercerita, pada tahun 2019 jumlah anak didiknya mencapai 124 orang. Tidak hanya berasal dari Desa Mengening, mereka juga datang dari Desa Bila dan Desa Tajun.
Setelah lulus sekolah, anak-anak ada yang bekerja dan melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi. Saat ini jumlah anak yang ikut program di Yayasan sebanyak 74 orang dari tingkat TK sampai SMA.
Anik sendiri merupakan tenaga pendidik di Politeknik Ganesha Guru Singaraja. Namun baginya, untuk memberi manfaat bagi orang lain dalam bidang pendidikan tidak harus berprofesi sebagai dosen atau guru.
ADVERTISEMENT
"Yang terpenting dari pendidikan tinggi itu bukan sekedar gelar, tetapi sejauh mana berguna bagi lingkungan sekitar. Karya sejati seseorang dengan pendidikan tingginya adalah mampu membawa perubahan kearah lebih baik, sebagai Agent of Change," sebutnya.
Tindakan Anik yang memberi banyak perubahan bagi masa depan dan pendidikan anak di pedesaan membawanya sebagai salah satu sosok inspiratif dari Bali yang menerima apresiasi SATU Indonesia Awards dari Astra tahun 2021. Ia mendapatkan menerima apresiasi karena jasanya dalam bidang pendidikan. (Kanalbali/LSU)