Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.95.1
Konten Media Partner
Didemo Siswa dan Guru, Begini Tanggapan Kepsek SMPN 5 Denpasar
21 Oktober 2022 8:02 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
DENPASAR, Kanalbali.com - Kepala Sekolah (Kepsek) SMP Negeri 5 Denpasar, Putu Eka Juliana Jaya membantah berbagai tuduhan para guru dan siswa dalam demo yang dilakukan. Ia merasa semua kebijakan yang dilakukan berdasarkan perencanaan program yang sudah ada sebelumnya.
ADVERTISEMENT
"Saya sendiri tidak paham permasalahannya, karena belum ada satu bulan sebagai Kepala Sekolah. Kebijakan yang ada disana sekolah itu kebijakan lama, yang sudah ada perencanaan programnya," tuturnya saat dimintai konfirmasi, Jumat (21/10/2022).
Menurutnya, perencanaan program tersebut di dalamnya termasuk kegiatan lomba menyambut Hari Raya Saraswati.
Namun disaat yang bersamaan dilaksanakan kegiatan rapat Wakil Kepala Sekolah terkait sarana sekolah yang rusak.
"Guru-guru lain sedang membuat SKP berbasis kinerja yang ditugaskan dari Dinas Pendidikan dan harus dikumpulkan tanggal 21 Oktober 2022 besok," katanya.
Selanjutnya, saat berlangsungnya Bimtek, ada siswa yang tiba-tiba mengaku kecewa kepada Kepala Sekolah. Lalu ada siswa dan guru yang kerauhan (kerasukan).
Kondisi menjadi kondusif setelah didatangi aparat keamanan, diakuinya bahwa para siswa saat diajak ngobrol juga sudah mulai tenang.
ADVERTISEMENT
"Saat ngobrol itu, katanya kolam lele yang ada di sekolah terlalu pekat, terlalu kotor, sehingga ada masalah disana yang menimbulkan kerauhan. Sampai kelian banjar dan penduduk ikut membersihkan kolamnya, lelenya ada sebesar betis," sebutnya.
Ia pun membantah adanya keluhan dari guru terkait tindakan yang memberhentikan wakil kepala sekolah (wakasek) secara sepihak.
"Wakasek yang lama bentukan kepala sekolah yang lama. Saya punya wewenang membentuk wakasek baru yang bisa bekerja dengan tupoksi yang saya butuhkan," kata dia.
Secara aturan, sambungnya, satu orang Wakasek adalah guru BK yang tidak izinkan menjabat sebagai Wakasek Kesiswaan. Sedangkan, satu orang lagi memiliki kesibukan lain sehingga tidak bisa menjalankan tugas sebagai Wakasek.
"Penggantian Ini sudah hasil dari konsultasi dengan pimpinan. Karena saya butuh Wakasek untuk diajak bergerak membesarkan nama SMPN 5 Denpasar ini. Jadi tidak benar saya menghentikan tanpa alasan, saya juga punya hak untuk memilih orang yang bisa diajak bekerjasama," sebutnya.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, mengenai aturan terkait doa Tri Sandya di luar ruangan berpindah ke dalam ruangan.
Ia menyebut bahwa dulu Trisandya bisa dilakukan di luar ruangan atau di lapangan karena 938 orang siswa bersekolah dengan sistem dua shift.
Tapi tiba-tiba jam belajar dijadikan satu shift oleh Kepsek yang sebelumnya menjabat sebagai PLT Kepsek selama 1 bulan. Sehingga lapangan tidak lagi cukup menampung siswa dan guru dalam satu lokasi.
"Saya pindahkan pelaksanaan Tri Sandya di kelas, kemudian anak-anak menyanyikan lagu Indonesia Raya, dan ada penguatan sikap pancasila lalu dilanjutkan dengan belajar pada mata pelajaran masing-masing," kata dia.
Ia menyinggung mengenai adanya kegiatan pembersihan lingkungan sekolah seperti mengepel dilakukan karena dikeluarkannya surat imbauan dari dinas pendidikan sehubungan dengan musim hujan untuk mengadakan kegiatan pembersihan.
ADVERTISEMENT
Seperti membersihkan gorong, kemudian laptop taruh di tempat tinggi agar aman ketika ada banjir.
"Jadi kami mengikuti arahan pimpinan, termasuk membersihkan kamar mandi. Saya juga ikut membersihkan kamar mandi. Itu kan untuk kebersihan kita bersama," jelasnya.
Terkait larangan melakukan kegiatan lomba. Ia mengatakan hal itu sebagai informasi hoax atau bohong. Bahkan ia sangat mendukung kegiatan lomba tersebut.
Hanya saja ada aturan yang ditetapkan oleh aturan sebelumnya mengenai rencana kerja anggaran sekolah.
"Kemarin ada hal-hal lain yang mau dianggarkan padahal tidak sesuai aturan tersebut. Sehingga hanya cukup biaya pendaftaran yang bisa dibayarkan. Bahkan saya pribadi yang memberikan konsumsi. Jadi mereka sudah ikut lomba pramukanya, ada kok guru pembinanya, dan ada siswa yang berangkat untuk lomba," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Guru yang akrab disapa Ibu Wawa itu menyebut bahwa ia selalu mencoba untuk berpihak kepada siswa, dan guru. Hanya saja mungkin akan ada yang pro kontra pada setiap perubahan, seperti perubahan karena pergantian Kepsek. (Kanalbali/LSU)