Disebut Komersialisasi Pendidikan, CEO Ruang Guru Membantah

Konten Media Partner
14 November 2019 17:40 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Belva Devara  saat jadi pembicara di seminar Kagama di Bali, Kamis (14/11) - ACH
zoom-in-whitePerbesar
Belva Devara saat jadi pembicara di seminar Kagama di Bali, Kamis (14/11) - ACH
ADVERTISEMENT
DENPASAR, Kanalbali - CEO Ruang Guru Belva Devara membantah startup yang ia dirikan dengan rekannya Muhammad Iman Usman sebagai bentuk komersialisasi pendidikan.
ADVERTISEMENT
"Kalau dibilang untuk mencari untung jelas tidak. Kalau saya dan Iman tujuannya hanya uang, tentu kami tidak kembali ke Indonesia setelah lulus kuliah dari luar," ungkap Belva pada seminar "Rodmap Pembangunan SDM Indonesia" yang digelar serangkaian Munas Kagama di denpasar, Kamis (14/11).
Belva juga menegaskan, biaya yang dikeluarkan untuk membuka aplikasi ruang guru tentu banyak digunakan untuk memberikan penghargaan kepada pegawai dan guru yang telah memberikan waktunya kepda pendidikan Indonesia lewat Ruang Guru.
"Untuk guru saja di Ruang Guru ada 400 orang. Setiap pelajaran itu ada timnya, dan mereka bekerja siang dan malam. Tentu kita ingin memberikan penghargaan dong, masak gratis," jelasnya.
Bahkan menurut Belva, apa yang ditawarkan oleh aplikasi Ruang Guru merupakan alternatif yang jauh lebih murah jika dibandingkan dengan bimbel konvensional yang sampai menyentuh puluhan juta dalam setahun. "Berlangganan Ruang Guru itu hanya Rp, 1000/hari, dibandingkan bimbel 10 juta/ tahun itu yang paling murah," ujarnya.
Angka biaya bimbel yang fantastis menurut Belva, menjadi tidak sehat setelah hanya mampu dijangkau oleh anak-anak dengan kemampuan ekonomi yang tinggi. "Jadi hanya yang kaya yang bisa mendapat pelajaran tambahan dengan bimbel itu, dan yang kurang harus bisa menerima kenyataan bahwa mereka tidak mampu bayar," ucap pria lulusan Kebijakan Publik di Harvard University dan Bisnis Manajemen di Stanford University.
ADVERTISEMENT
Belva juga menyampaikan, sebenarnya Ruang Guru menyediakan beasiswa terhadap anak-anak yang memang tidak mampu membayar Rp, 1000/hari. "Kita sediakan beasiswa sebenarnya, tapi selama ini kita memang tidak koar-koar diluar. Tapi banyak sekali sudah mendapat itu, mungkin sudah 18 Kota sekarang," Imbuhnya.
Anak-anak yang menggunakan aplikasi ruang Guru menurut Belva, sudah banyak masuk ke kampus terkemuka di Indonesia seperti UGM dan beberapa kampus lain di Indonesia. "Tentu itu cita-cita kami, membuat mimpi anak-anak Indonesia bisa tercapai," tegasnya. (kanalbali/ACH)