Disebut Terpapar ISIS, ITB Stikom Denpasar Ancam Lapor Polisi

Konten Media Partner
3 Desember 2019 13:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Direktur STIKOM Bali Dadang Hermawan (ujung kiri) bersama para petinggi ITB STIKOM Bali (ACH)
zoom-in-whitePerbesar
Direktur STIKOM Bali Dadang Hermawan (ujung kiri) bersama para petinggi ITB STIKOM Bali (ACH)
ADVERTISEMENT
Hoaks yang sudah sempat tersebar di tahun 2015, kembali menerpa jajaran Institut Teknologi dan Bisnis Bali (ITB) STIKOM Bali. Yakni, hoaks yang menyebut, perguruan tinggi ini terpapar oleh ISIS dan radikalisme.
ADVERTISEMENT
"Kami tegas membantah informasi hoaks itu, silahkan lihat di kampus kami sangat menghargai keberagamaan," kata I Made Bandem, pendiri Yayasan Widya Dharma Shanti yang menaungi TB STIKOM, Senin (3/12).
Mahasiswa dengan latar belakang agama apapun, menurutnya, akan difasilitasi kegiatannnya oleh pihak kampus selama bertujuan positif. "Apalagi untuk mahasiswa Hindu, setiap hari besar keagamaan banyak sekali kegiatan untuk merayakannya," ujarnya.
Hoaks itu sendiri disebarkan kembali di Facebook dan Whattsapp pada 29 November - 1 Desember tahun ini. Pihaknya mendata sedikitnya ada 18 akun FB yang digunakan.
Dalam informasi hoaks itu disebutkan, sejumlah hal yang diidentifikasikan sebagai kaitan antara STIKOM Bali dengan radikalisme. Antara lain, posisi Direktur STIKOM Bali Dadang Hermawan yang juga Ketua Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) Bali dan mobil operasional STIKOM Bali semuanya memiliki nomer plat DK 1515 xx yang kalau dibaca menjadi "ISIS",
Made Bandem (kanan) saat diwawancarai wartawan (ACH)
Menanggapi hal itu, Dadang membenarkan bahwa ia memang masih menjadi Ketua MES namun syariah yang dipahaminya sebatas kebebasan untuk menjalankan agamanya tanpa misi yang lain. Selain itu, saat ini kegiatan MES telah diminta untuk dihentikan oleh pengurus pusat setelah munculnya isu tersebut. "Kepengurusan saya statusnya demisioner," katanya.
ADVERTISEMENT
Sementara itu mengenai plat mobil, menurutnya, plat itu sudah didapat ketika membeli mobil sebelum ada isu ISIS. "Jadi jelas hanya dikait-kaitkan saja," ujarnya.
Karena sudah merupakan kedua kalinya, pihaknya tidak akan tinggal diam terkait masalah ini. ITB STIKOM Bali melalui tim forensiknya akan menelusuri akun yang telah memunculkan isu miring itu. Selain itu akun-akun telah menyebarluaskan tak akan luput dari penelusuran. Setelah itu, pihaknya akan menempuh jalur hukum. (kanalbali/ACH)