Ditinggal Turis Asing, Perajin Keben Bali Lebih Kreatif Sasar Pasar Lokal

Konten Media Partner
9 Agustus 2021 14:59 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Putu Wulan (23) pengusaha keben asal Kabupaten Bangli, Bali - LSU
zoom-in-whitePerbesar
Putu Wulan (23) pengusaha keben asal Kabupaten Bangli, Bali - LSU
ADVERTISEMENT
DENPASAR- Perajin keben di Bali kini lebih banyak menciptakan desain produk baru untuk menarik minat warga lokal berbelanja di tengah pandemi Covid-19.
ADVERTISEMENT
"Sekarang tidak ada lagi turis asing yang datang untuk membeli keben dalam jumlah besar. Jadi omzet pun menurun drastis," kata Putu Wulan (23) pengusaha keben asal Kabupaten Bangli, Bali, Senin, (9/8/2021)..
"Sebelum pandemi penjualan lebih dominan ke turis mancanegara untuk souvenir berukuran 5 cm sampai 30 cm," jelasnya.
Desain keben dengan gambar wayang - LSU
Wulan menjelaskan, dengan adanya berbagai kreasi desain baru, keben yang biasa digunakan sebagai alat persembahyangan Umat Hindu di Bali ini akan lebih menarik minat.
Desain keben baru yang ditawarkan biasanya hasil modifikasi dari bentuk sebelumnya dengan perpaduan warna yang lebih cantik, motif anyaman bambu yang lebih detail, maupun bentuk serta ukuran dengan beragam pilihan.
Dia mencontohkan keben bergambar wayang dan bunga yang sudah ada sebelum pandemi saat ini  lebih didesain dengan menarik, dan langsung dilukis dengan tangan. Bahannya juga dipilih dari bambu yang berkualitas tinggi.
Desain keben dengan nama pemiliknya - LSU
"Konsumen lebih bebas memilih produk keben yang disukai dan yang sesuai dengan biaya masing-masing," kata dia.
ADVERTISEMENT
Selain mempercantik desain produk, Wulan juga lebih aktif memasarkan keben melalui sosial media seperti instagram di @wulansbambu_id. Penjualan secara daring diakuinya efektif untuk menjaring konsumen dan menambah jumlah resellernya.
Kini Wulan memiliki 35 reseller dari berbagai daerah di Pulau Dewata. Sebelumnya, para reseller ini diakui banyak yang terimbas Covid-19 karena bekerja di sektor pariwisata.
"Selain merupakan usaha pribadi, saya juga senang dibantu reseller dan bisa membantu ekonomi mereka saat pandemi seperti ini," jelasnya. (kanalbali/LSU)