Dukung Penertiban Bule Nakal, Pengusaha Wisata Harap Tak Turunkan Jumlah Wisman

Konten Media Partner
16 Maret 2023 9:29 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bule Rusia dideportasi dari Bali gara-gara terlibat sabu - IST
zoom-in-whitePerbesar
Bule Rusia dideportasi dari Bali gara-gara terlibat sabu - IST
ADVERTISEMENT
DENPASAR, kanalbali.com - Langkah penertiban dan penegakan hukum pada turis ‘bule nakal’ yang akan dilakukan aparat hukum dan Pemrpov Bali diharapkan tak akan mempengaruhi kunjungan wisatawan ke Bali. Khususnya, kunjungan dari Rusia dan Ukraina.
ADVERTISEMENT
“Kami mendukung langkah penertiban. Apalagi yang jelas melanggar aturan dan merusak citra Bali, Langkah itu bukan hanya kepada wisatawan asal Rusia dan Ukraina,” kata Putu Astiti Saraswati, Direktur utama Toya Devasya Natural Hot Spring and Waterpark di Kintamani, Bangli, Rabu (15/3/2023).
Wisman menikmati suasana di Toya Devasya, Kintamani, Bali - IST
Namun dia menegaskan, penertiban harus dilakukan secara bijak dan selektif. Jangan sampai menimbulkan efek balik yang membuat turis enggan datang ke Bali. “Sebab, Bali ini baru saja bangkit dari masa pandemi COVID-19,” tegasnya.
“Pariwisata itu sektor yang sensitif karena menjual jasa. Apalagi di era digital sekarang yang banyak orang percaya informasi hoaks,” kata pengelola obyek wisata yang banyak dikunjungi oleh turis Rusia itu.
Dia khawatir berita penegakkan hukum atas pelanggaran oleh wisatawan Rusia dan Ukraina yang maksudnya baik akan dipelintir oleh pesaing Bali dan merugikan pariwisata Bali.
CEO Toya Devasya Putu Astiti Saraswati - IST
Seperti diberitakan, pemerintah provinsi Bali akan melakukan penertiban turis nakal yang sebgain besar diduga berasal dari Rusia dan Ukraina viral. Pelanggaran itu tidak hanya dalam hal lalu lintas yang jamak terlihat di jalanan di Bali seperti tidak menggunakan helm pengaman kepala dan tanpa surat-surat berkendara. Namun ternyata mereka melakukan pelanggaran hukum yang lebih serius berupa penyalahgunaan visa kunjungan.
ADVERTISEMENT
Para wisatawan tersebut ternyata tidak hanya berlibur di Bali namun kemudian bekerja dan membuat bisnis. Mulai dari menyewakan villa hingga menyewakan kendaraan bermotor bahkan berjualan sayuran dengan hanya memiliki visa kunjungan sebagai wisatawan seperti visa on arrival (VOA) dan tanpa memiliki visa untuk bekerja atau berbisnis.
Gubernur Bali Wayan Koster mengatakan telah menyampaikan kepada kementrian hukum dan HAM agar mengkaji opsi pencabutan visa on arrival (VOA) untuk wisatawan asal Rusia dan Ukraina. Dia juga akan mengeluarkan larangan untuk penyewaan sepeda motor untuk wisatawan mancanegara. (kanalbali/RFH)