Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten Media Partner
Dwi Mekar, Bondres Bali yang Berkembang Hingga di Belgia
21 Agustus 2018 7:11 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB
ADVERTISEMENT
SINGARAJA, kanalbali.com --- Salah satu bentuk drama tradisional Bali yang masih bertahan adalah Bondres. Dwi Mekar pun menjadi legenda sebagai grup yang turun temurun dijaga di Singaraja.
ADVERTISEMENT
Grup yang lebih dikenal dengan karakter Susik tersebut telah dijalankan oleh generasi ke dua. Adalah Gede Pande Olit anak dari alm. I Nyoman Durpa dan Kadek Nova Ariasa anak dari alm. I Made Ngurah Sadika.
Mereka melanjutkan jejak sang ayah dengan karakter yang sama yakni Susik dan Olit.
Pande mengaku jika awal mula memerankan karakter dari almarhum sang ayah cukup susah terlebih dirinya merasa cukup terbebani.
“Sebenarnya ini permintaan dari yang memberikan kita job agar memerankan karakter tersebut. Dan kami mencoba untuk melakukannya dan hingga kini seakan beliau tetap ada ketika kami pentas,”kata Pande Olit kepada wartawan Kanalbali.com, Selasa,(21/8).
Pande menerangkan saat ini Dwi Mekar diperkuat oleh Gede Pande Olit, Kadek Nova Ariasa dan Gede Fajar Satriawa. Dirinya tetap memegang teguh pesan mendiang ayahnya. “Ayah kami selalu berpesan ketika kami pentas untuk tetap menyelipkan pesan moral, kritis dan menjaga kesakralan,”ucapnya.
ADVERTISEMENT
Meski banyaknya bermunculan sekaa bondres, ia menganggap itu sebagai hal baik dan mendukung adanya generasi baru. “Tidak ada istilah persaingan, semua sidah pada porsinya, kita sama-sama melestarikan seni budaya Bali,”tegasnya.
Hingga kini, sanggar Dwi Mekar telah dikenal hingga ke luar negeri bahkan di Belgia telah dibuka sanggar Dwi Mekar. “Disana yang mengembangkan adalah saudara saya bersama ipar saya,”tutupnya. (kanalbali/GAN)