Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten Media Partner
Endek Klungkung "Terobos" IMF-World Bank Meeting di Nusa Dua, Bali
12 Oktober 2018 13:23 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
ADVERTISEMENT
I Putu Agus Aksara Diantika dan endek kreasinya yang digunakan para Kepala Negara (kanalbali/KR7)
ADVERTISEMENT
KLUNGKUNG, kanalbali.com -- Penyelenggaraan pertemuan tahunan Bank Dunia (IMF-WB) di Bali, menjadi berkah utamanya bagi para pengusaha dan perajin local. Salah satunya adalah kain tenun endek khas Kabupaten Klungkung.
Salah satu perajin kain tenun endek khas Klungkung, Dian Songket di desa Gelgel Klungkung, mendapat kepercayaan dari pemerintah untuk menyiapkan kain endek khusus untuk untuk para kepala negara se Asean, dan termasuk priseden bank dunia, sekjen PBB dan delegasi lainnya.
“ Saya berpartisipasi dalam pengadaaan seragam seluruh kepala Negara se asean, dan juga dari sekjen PBB, presiden word bank juga memakai,” katanya perancang sekaligus pengrajin kain endek Klungkung, yang dipercaya, I Putu Agus Aksara Diantika (25 tahun) atau lebih dikenal Agus Aksara ini, Jumat 12 Oktober 2018.
ADVERTISEMENT
Namun dari contoh-contoh yang diberikan kepada pihak istana, kain endek dengan yang dinamai endek ikat Catri miliknya dipilih dan dipergunakan oleh para kepala negara termasuk presiden Joko Widodo, pada pertemuan kamis siang.
Menurut pengusaha muda ini, untuk membuat satu lembar kain dengan ukuran 2,75 meter, yang harus diberikan kepada pihak kepala negara tersebut, membutuhkan waktu pengerjaan tenun hingga empat belas hari.
“ Kain inovasi yang gunakan proses tradisional dan modern kobnasi dengan ir brush sebenarnya ini mememrlukan waktu 14 hari, kesempatan yang cukup sulit didapat bagi saya jadi saya berusaha bekerja siang malam akhirnya selesai pada waktunya,” terangnya.
ADVERTISEMENT
Dalam gelaran sidang tahunan dana moneter internasional, international monetary fund/IMF dan bank dunia (world bank) di Nusa Dua, pemerintah sengaja dilakukan guna memanfaatkan momentum untuk memamerkan kebudayaan tanah air. (kanalbali/KR7)