Konten Media Partner

Festival Tepi Sawah, Merayakan Seni dari Kaum Terpinggirkan

9 September 2018 3:16 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Festival Tepi Sawah, Merayakan Seni dari Kaum Terpinggirkan
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
WORKSHOP seni bersama Orang Dengan Skizofrenia di festival Tepi Sawah (kanalbali/RLS)
ADVERTISEMENT
DENPASAR, kanalbali.com - Ada banyak pilihan event budaya di kawasan Ubud, Gianyar. Salah-satunya adalah Festival Tepi Sawah di Pejeng pada 8-9 September ini.
Ini adalah acara yang mempertemukan keragaman budaya Indonesia, khususnya yang selaman ini terkesan dipinggirkan. Salah-satu yang cukup menarik adalah Schizofriends Art Movement yang menghadirkan para penyandang skizofrenia.
"Tujuannya untuk menghadirkan pengalaman berinteraksi dari kita semua dengan mereka yang selama ini berada di komunitas rumah berdaya supaya tak ada lagi prasangka dan stigma, " kata Pranita Dewi, dari Panitia.
Festival Tepi Sawah, Merayakan Seni dari Kaum Terpinggirkan (1)
zoom-in-whitePerbesar
PERMAINAN Sape di Festival tepi Sawah (kanalbali/RLS)
Mereka berbaur untuk mengikuti workshop dalam menciptakan karya seni instalasi berbasis komunitas bersama ODS (Orang Dengan Skizofrenia). Tema yang diambil adalah tentang tubuh dan dengan menggunakan pohon dan daun sebagai medium kreatif.
ADVERTISEMENT
Pohon ini diharap mampu menjadi simbol gerakan anti-stigma terhadap skizofrenia dalam Festival Tepi Sawah 2018 yang sedang berlangsung saat ini.
Panggung utama festival sendiri diisi oleh serangkaian penampilan musik dari tradisional hingga modern. Salah-satunya adalah permainan Sape di Panggung Batan Kayu disertai workhsop dimana semua penonton diajak untuk ikut serta. (kanalbali/RLS)