Konten Media Partner

Gelar Kongres di Bali, Ahli Urologi dari 60 Negara Bahas Operasi Telerobotic

5 September 2024 15:09 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Prof. dr. Agus Rizal Ardy Hariandy Hamid, SpU (K-Onk), FICRS, PhD, Ketua Ilmiah Kongres  UAA 2024 dan Ketua Robomedisia - IST
zoom-in-whitePerbesar
Prof. dr. Agus Rizal Ardy Hariandy Hamid, SpU (K-Onk), FICRS, PhD, Ketua Ilmiah Kongres UAA 2024 dan Ketua Robomedisia - IST
ADVERTISEMENT
NUSA DUA, kanalbali.com - Sekitar 3.000 ahli urologi dari 60 negara hari ini, Kamis (5/9/2024) hadir dalam Kongres Urological Association of Asia (UAA) Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Bali.
ADVERTISEMENT
UAA dan Indonesian Urological Association (InaUA) bertindak sebagai tuan rumah untuk kongres yang akan berlangsung hingga 8 September 2024 itu. Kongres yang tahun ini mengangkat tema “Integrating Urological Frontiers: Transformative Innovation Meets Global Collaboration”.
Sejumlah materi penting akan dibahas seperti uro-onkologi, androurologi, urologi rekonstruksi, endourologi, neurourologi, urologi pediatrik, dan urologi wanita.
Selain itu, salah satu yang menjadi highlight-nya adalah pemaparan kemajuan teknologi bedah robotik yang paling mutakhir yaitu operasi telerobotic atau telerobotic surgery.
Dalam kongres hari ini juga dilaksanakan kembali secara langsung bedah telerobotik dari RS I. G. N. G Ngoerah ke RS Unud oleh tim ahli urologi robotik yang kali ini dipimpin oleh Prof. dr. Agus Rizal Ardy Hariandy Hamid, SpU(K-Onk), FICR.
ADVERTISEMENT
Dia yang yang menjadi Ketua Ilmiah Kongres UAA 2024 dan Ketua Robomedisia (Perkumpulan Robotik Medik Indonesia) menjelaskan, Indonesia sendiri sudah mampu menjalankan operasi robotik untuk kasus yang kompleks. Misalnya, seperti prostatektomi radikal.
Selain itu, bedah robotik juga dapat digunakan untuk laparoskopi nefrektomi radikal. Di bidang urologi saja, sejauh ini sudah ada 26 operasi yang dijalankan secara robotik dimana dua di antaranya adalah telerobotik.
Kasus robotik yang sudah ditangani di Indonesia sudah sejumlah ratusan di berbagai bidang seperti urologi, kardiovaskular, ginekologi, bedah digestif, dan bedah saraf. Hal ini menunjukkan bahwa SDM Indonesia memiliki kemampuan untuk menjalankan prosedur robotik.
Hanya saja, untuk mengembangkan operasi ini menjadi jarak jauh (menjadi operasi telerobotik), perlu didukung dengan dukungan pengadaan jaringan internet yang stabil, di mana syarat utama dari operasi telerobotik adalah latency time kurang dari 150 mS, kecepatan internet diatas 50mbps dan jitter < 10 mS,” jelas dr. Prof. Rizal.
ADVERTISEMENT
Dirut RS IGNG Ngoerah, dr. I Wayan Sudana, M.Kes menyampaikan, metode pembedahan jarak jauh menjadi salah satu fokus pengembangan teknologi kesehatan di Indonesia.
“ Kami sangat bangga telah terlibat dalam melakukan setidaknya dua kali operasi telerobotik yang dijalankan secara mandiri, yaitu antara RS Ngoerah dengan RSCM Jakarta pada 30 agustus lalu, dan yang saat ini yaitu antara RS Unud dengan RS Ngoerah,” katanya.
Operasi telerobotik sendiri merupakan sebuah metode bedah jarak jauh dengan memanfaatkan teknologi robotik dan jaringan nirkabel, yang akan memungkinkan dokter bedah untuk melakukan tindakan operasi terhadap pasien secara jarak jauh dan real-time.
Teknologi operasi telerobotik ini ke depannya akan bisa digunakan untuk lebih banyak jenis pembedahan, tidak hanya kasus urologi, tetapi juga bedah digestif, bedah toraks kardiovaskular (BTKV), obgyn, dan lain-lain. (kanalbali/KAD/RFH)
ADVERTISEMENT