Gelombang Tinggi, Nelayan Tabanan Berhenti Melaut

Konten Media Partner
31 Juli 2018 6:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gelombang Tinggi,  Nelayan Tabanan Berhenti Melaut
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
KONDISI Pantai Yeh Gangga yang diterjang gelombang tinggi, Senin 30 Juli. Karena gelombang tinggi sudah setengah bulan nelayan berhenti melaut. (kanal6bali/KR)
ADVERTISEMENT
TABANAN, kanalbali.com – Gelombang tinggi yang terjadi di kawasan selatan Pulau Bali berimbas pada penghasilan nelayan secara langsung. Tinggi gelombang membuat nelayan tidak dapat berproduksi karena tidak berani melaut. Nelayan lobster yang ada di wilayah Tabanan telah 15 hari memarkirkan perahunya karena gelombang besar.
Tinggi gelombang yang terpantau di Pantai Yeh Gangga, Desa Sudimara, Tabanan sekitar enam meter. Para nelayan hanya bisa menunggu gelombang laut kembali normal untuk bisa berburu jenis udang yang memiliki harga tinggi tersebut.
“Stok lobster menipis, kami tidak bisa memenuhi pesanan dan kekurangan untuk dijual,” kata seorang nelayan sekaligus pengepul lobster di Pantai Yeh Gangga, Dewa Ketut Bakuh, Senin (30/7).
ADVERTISEMENT
Memasuki Agustus harusnya nelayan lobster di Pantai Yeh Gangga sudah mulai memasuki masa panen lobster yang puncaknya sekitar Oktober. Tapi, karena gelombang tingginelayan harus menunda manisnya masa panen lobster jenis mutiara yang banyak di kawasan pantai di Tabanan. “Padahal nelayan sudah mulai menyiapkan bubu (alat tangkap lobster tradisional),” ujarnya.
Saat ini nelayan hanya bisa menunggu gelombang laut kembali normal. Mereka meprediksi gelombang laut akan surut menjadi sekitar 3 hingga dua meter dalam waktu dua hingga tiga hari kedepan.
“Katanya seperti itu, mudah-mudahan tepat. Karena saya juga memiliki rumah makan yang menawarkan menu lobster yang saat ini sudah kekurangan stok,” ujar Bakuh. (kanalbali/KR6)