Konten Media Partner

Hari ini Peringatan Puputan Badung, Lalu Lintas Seputar Puri Pemecutan Dialihkan

20 September 2022 10:12 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Persiapan peringatan Puputan Badung ke-116 di Denpasar, Bali
zoom-in-whitePerbesar
Persiapan peringatan Puputan Badung ke-116 di Denpasar, Bali
ADVERTISEMENT
DENPASAR, kanalbali.com - Tim Pecalang (regu pengamanan adat) Puri Pemecutan nampak sibuk melakukan pengalihan lalu lintas di seputaran Jl Sulawesi dan Hasanuddin, Denpasar, Selasa (20/09).
ADVERTISEMENT
Upaya ini dilakukan untuk mengamankan lokasi digelarnya peringatan Perang Puputan Badung ke-116 tahun di kawasan Puri Agung Pemecutan malam nanti. Pengalihan lalu lintas ini, mengakibatkan kemacetan sepanjang ratusan meter di Jl Sulawesi dan Jl Hasanuddin.
Anak Agung Ngurah Putra Darmanuraga, selaku Ketua Panitia menjelaskan pengalihan lalu lintas ini berlangsung dari pukul 08.00 hingga 20.00 WITA.
"Yang dialihkan meliputi perempatan Br. Alang Kajeng (Perempatan Jl. Hasanuddin-Jl. Gunung Kawi-Jl. Bukit Tunggal) sampai perempatan Catus Patha Pemecutan (Perempatan Jl. Hasanuddin-Jl. Imam Bonjol-Jl. Thamrin-Jl. Gunung Batur)," ungkapnya saat dimintai keterangan.
Persiapan peringatan Putan Badung ke-116 di Denpasar, Bali
Sementara itu, puluhan orang lain, nampak sibuk mempersiapkan panggung untuk gelaran malam nanti di perempatan Hasanuddin tepatnya di Monumen Raja Pemecutan Ida Cokorda Pemecutan IX.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut Darmanuraga menjelaskan susunan acara peringatan 116 Perang Puputan Badung.
Pukul 16.00-17.00 WITA, acara dimulai dengan atraksi Seni Budaya yang meliputi Blaganjur, Bendera, dan Bebarisan Pecut serta Atraksi Pecut di panggung. "ada banyak rangkaian acaranya, hingga penutupan nanti pukul 20:30 WITA," imbuhnya.
Anak Agung Ngurah Putra Darmanuraga, selaku Ketua Panitia - IST
Perang Puputan Badung 1906 merupakan salah satu perang melawan penjajah Belanda yang paling diingat dan membekas di ingatan masyarakat Bali. Dalam perang itu segenap masyarakat Bali yang dipimpin oleh Raja Badung VII, I Gusti Ngurah Made Agung memilih melanggengkan tradisi puputan atau perang habis-habisan sampai mati melawan Belanda.
Puputan merupakan istilah yang berasal dari bahasa Bali "puput", yang artinya tangga, putus, habis, ataupun mati. (Kanalbali/WIB)