Heboh ‘Apotek’ Sabu di Bali, BNNP: Itu Istilah di Kalangan Pengedar dan Pemakai

Konten Media Partner
1 Juni 2022 9:50 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
BNNP saat menunjukkan para pelaku dan barang-bukti 'apotek' sabu - IST
zoom-in-whitePerbesar
BNNP saat menunjukkan para pelaku dan barang-bukti 'apotek' sabu - IST
ADVERTISEMENT
DENPASAR, kanalbali.com - Penangkapan terhadap Sejumlah pengedar sabu di Singaraja, Buleleng, Bali mengejutkan warga Pulau Dewata. Pasalnya pada tersangka mengedarkan sabu dengan modus layaknya ‘apotek’.
ADVERTISEMENT
Rupanya 'apotek' merupakan istilah di kalangan pengguna dan pengedar untuk menyebut tempat yang menjual sekaligus menyiapkan ruangan untuk mengkonsumsi sabu meskipun tempatnya adalah rumah biasa.
"Apotek itu istilah mereka dalam dunia narkoba, dalam kasus ini disamping menjual mereka juga menyiapkan tempat untuk memakai makanya disebut apotek," ucap Kabid Pemberantasan BNNP Bali Putu Agus Arjaya saat dihubungi Rabu (01/06).
‘Apotek’ sabu ini mulai beroperasi tahun 2019. Ketika itu pemiliknya berinisial TOM baru saja keluar dari penjara setelah terjerat kasus perjudian kupon putih.
Menurut Arjaya selama beroperasi Tom dan kawan-kawan nyaris tidak tersentuh. Bahkan mereka punya pelanggan hingga lebih dari 100 orang. Saat penggeledahan, petugas berhasil menyita 54 paket siap edar.
Kepala BNNP Bali Brijen. Pol. Drs. Gde Sugianyar Dwi Putra,S.H., M.Si. saat memberikan keterangan pers Selasa (31/5) di Denpasar - IST
"Apotek ini eksis di tengah masyarakat tanpa tersentuh selama bertahun-tahun," ucap Arjaya. Fakta baru yang tempat ini bahkan menyediakan fasilitas gadai handphone untuk pecandu yang belum memiliki uang sangat membutuhkan.
ADVERTISEMENT
Seperti diberitakan sebelumnya, BNNP Bali membongkar peredaran narkoba dengan modus baru dimana pelakunya yang masih satu keluarga menyediakan Sabu dan tempat mengkonsumsi.
Dari buku catatan 'Apotek Sabu' yang bukan seperti apotek pada umumnya tapi hanya sebuah rumah itu, pelanggannya mencapai sekitar 100 orang.
Kepala BNNP Bali Brijen. Pol. Drs. Gde Sugianyar Dwi Putra,S.H., M.Si. saat memberikan keterangan pers Selasa (31/5) di Denpasar menyebut, sekitar 100 pelanggan memiliki latar belakang beragam.
Petugas BNN telah menghubungi kurang lebih 50 pelanggan untuk menyerahkan diri. Apabila nanti terbukti tidak terkait jaringan peredaran narkoba maka hanya akan menjalani rehabilitasi.
Saat beroperasi, agar tidak terendus petugas, mereka hanya menerima pembeli yang sering ke tempat ini atau kenal dekat dengan jaringan pengedar ini. "Jadi di depan ada satu orang penjaga, dia yang tahu siapa pembelinya. Dia yang bertugas memastikan yang datang memang aman, baru diarahkan ke dalam," kata Sugianyar.
ADVERTISEMENT
Paket-paket Sabu di tempat ini dijual dengan paket-paket kecil seberat 0,1 gram. Masing-masing paket dijual dengan harga Rp. 200 ribu. Selain melayani pembelian, di rumah milik pria berinisial TOM ini juga menyiapkan ruangan bagi pengguna.
"Barang dimasukan dalam pipet, beratnya ada yang 0,1 dan ada yang 0,2 gram. Di samping menjual mereka juga siapkan tempat memakai," ucap Sugianyar. (KanalBali/ROB)