Hobi Panjat Pohon, WNA Australia di Bali Panjat Pohon Sakral di Kawasan Pura

Konten Media Partner
12 Juni 2022 11:04 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
WNA Australia saat diperiksa polisi di Tabanan - IST
zoom-in-whitePerbesar
WNA Australia saat diperiksa polisi di Tabanan - IST
ADVERTISEMENT
TABANAN- Seorang pria Warga Negara Asing (WNA) asal Australia bernama Samuel Lockton memanjat pohon di kawasan Pura di Kabupaten Tabanan, Bali.
ADVERTISEMENT
"Dia tidak tahu daerah tersebut adalah areal sakral bagi umat Hindu. Dia mengaku mempunyai hobi memanjat pohon untuk menikmati keindahan alam," kata Kapolres Tabanan AKBP Ranefli Dian Candra saat dikonfirmasi, Minggu (12/6).
Kejadian itu adalah di kawasan pura tepatnya di setra atau kuburan Desa Adat Kelaci Kelod, Banjar Dakdakan, Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan, Bali, pada Sabtu (11/6) sekitar pukul 15:00 Wita.
Kronologinya, saat itu sekitar pukul 16.00 Wita, warga setempat menemukan bule tersebut memanjat Pohon Beringin. Waktu berada di atas pohon bule itu memfoto dan mendokumentasikan situasi di sekitar Pura Dalem Adat Klaci Kelod.
Kemudian, oleh warga bule tersebut diminta turun karena pohon yang dipanjat dekat Pura Dalem Prajapati adalah pohon yang disakralkan. Selanjutnya, saat diinterogasi dia mengaku mempunyai hobi memanjat pohon di negara asalnya dan sering memanjat pohon tinggi untuk menikmati keindahan alam dari atas.
ADVERTISEMENT
Dia juga ngin memperlihatkan kepada orang orang yang ada di negaranya bahwa di Bali masih banyak ada pohon pohon besar tinggi dan indah. "Saat kejadian dia dalam.keadaan sadar tidak meminum berakohol," imbuhnya.
Atas kejadian itu, pihak Desa Adat Kelaci Kelod membebani bule itu untuk biaya upacara pembersihan atau prasita guna menghilangkan leteh atau kotor tempat tersebut sebesar Rp 500 ribu. Namun dia barua membawa uang Rp 150 ribu.
Bendesa Adat Kelaci Kelod serta para pemangku menerima permintaan maaf dari bule itu dan tidak membesar-besarkan masalah tersebut mengingat bule itu tidak mengetahui bahwa itu merupakan areal disucikan. (Kanalbali/KAD)