I Wayan Koster soal Wisata Halal: Jangan Ganggu Konsep Wisata Bali

Konten Media Partner
11 November 2019 12:34 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Berbagai kegiatan adat dan budaya Bali menjadi dasar pengembangan pariwisata Bali. Seperti kegiatan mengarak Ogoh-ogoh menjelang perayaan Nyepi (kanalbali/IST)
zoom-in-whitePerbesar
Berbagai kegiatan adat dan budaya Bali menjadi dasar pengembangan pariwisata Bali. Seperti kegiatan mengarak Ogoh-ogoh menjelang perayaan Nyepi (kanalbali/IST)
ADVERTISEMENT
DENPASAR, Kanalbali - Gubernur Bali, I Wayan Koster, menegaskan pariwisata Bali mengandalkan kekayaan adat dan budaya. Di dalamnya termasuk keramahan kepada turis. Karena itu, menurutnya, tidak diperlukan label tertentu pada Bali.
ADVERTISEMENT
"Tidak perlu dikasih embel-embel untuk menyasar pangsa turis tertentu. Bali ini terbuka bagi semua orang," ujar Koster, Senin (11/11).
"Pariwisata Bali selama juga tidak memandang agamanya dari mana, asalnya dari mana. Semuanya yang datang ke sini terlayani dengan baik dan sejauh ini tidak ada masalah apa-apa, jadi janganlah diganggu konsep pariwisata Bali ini," jelasnya.
Pernyataan itu menanggapi wacana Kementerian Pariwisata yang akan mengusahakan agar Bali menjadi daerah wisata yang ramah muslim. Namun Menteri Pariwisata, Wishnutama, belakangan membantah adanya pernyataan seperti itu.
Gubernur Bali Wayan Koster saat diwawancarai wartawan, Senin (11/1) -kanalbali/ACH
Konsep pariwisata berbasis budaya yang ditegaskan Koster, juga disampaikan oleh Plt Kadis Pariwisata Provinsi Bali, I Putu Astawa. Menurut Astawa, konsep pariwisata berbasis budaya yang sudah menjadi ciri khas Bali sejak dulu, tidak mungkin bisa digantikan dengan konsep yang baru.
ADVERTISEMENT
"Semua orang tahu, kalau mau berkunjung ke Bali yang dicari pasti kearifan budaya dan tradisi masyarakat lokal. Kalau diganti saya khawatir para wisatawan dari luar akan berpikir ulang untuk datang ke sini," ungkap Astawa.
Dia menilai, selama ini beberapa tempat di Bali sudah menyediakan makanan-makanan halal yang sudah tidak susah lagi dicari. "Tidak hanya itu saja ya, hotel-hotel di beberapa daerah dengan pariwisata seperti di Kuta, Badung, dan Denpasar sudah menyediakan musala untuk wisatawan muslim," ujarnya. (Kanalbali/ACH)