Indeks Kesehatan Laut Bali Hanya Mencapai Nilai 51

Konten Media Partner
31 Oktober 2018 7:23 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
 Indeks Kesehatan Laut Bali Hanya Mencapai Nilai 51
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
INDEX kesehatan laut Bali diserahkan Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Made Gunaja kepada perwakilan jurnalis, Selasa (301/10) - kanalbali/IST
ADVERTISEMENT
NUSA DUA, kanalbali.com – Pemerintah Daerah Provinsi Bali dan Conservation International-Indonesia (CI Indonesia) meluncurkan index kesehatan laut Bali atau Health Ocean Index (OHI)+ untuk Kawasan laut di Bali. Angka yang diperoleh hanya mencapai 51 dari angka 100 yang dimungkinkan oleh indeks tersebut.
"Dengan angka itu kita justru merasa masih banyak peluang untuk memperbaiki berbagai kekurangan," kata Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Made Gunaja, Selasa (30/10) dalam acara yang digelar di ajang "Our Ocean Conference" di Nusa Dua, bali.
OHI Bali merupakan pilot project tingkat provinsi yang pertama kali diluncurkan di Indonesia. Tanda plus di belakang OHI menunjukkan bahwa OHI merupakan kolaborasi berbagai lembaga dan memperhatikan kondisi lokal yang ada di Bali.
ADVERTISEMENT
Tim pengukuran OHI+ Bali terdiri dari 13 lembaga baik pemerintah, LSM, maupun universitas mulai bekerja sejak tahun 2016 dan telah dikukuhkan sebagai Tim Teknis melalui Keputusan Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Pesisir dan Laut No.53/BALITBANG KP.2/XII/2016.
Seluruh tim menghimpun dan menyiapkan data time series (berlanjut) yang dibutuhkan untuk menyusun OHI+, dimana minimun data yang dibutuhkan adalah selama 5 tahun terakhir. Terdapat 10 sasaran sebagai sebagai parameter pengukuran, namun hanya 9 yang dipakai di Bali.
Adapun nilainya adalah Turisme dan Rekreasi (46), Perikanan Tradisional (37), Keanekaragaman Hayati (94), Penyimpanan Karbon (24), Perlindungan Pantai (35). Penyediaan Pangan (59), Orientasi Tempat (40), Produk Alami (40), dan Perairan Bersih (79).
ADVERTISEMENT
Sedangkan satu parameter yaitu Ekonomi dan Mata Pencaharian, menurut Kepala Kantor Perikanan dan Kelautan Bali Ir. Made Gunaja, M.Si, belum dapat dihitung karena masih membutuhkan lebih banyak data pendukung.
Dari sembilan parameter yang diukur, ada yang diproyeksikan akan memiliki nilai menurun, tetap dan meningkat. Parameter Penyimpanan Karbon menunjukkan kecenderungan tetap, sedangkan Keanekaragamanan Hayati dan Perikanan Tradisional memiliki kecenderungan menurun. Tetapi enam parameter lain diproyeksikan meningkat.
Manager CI Pulau Bali I Made Iwan Dewantama mengungkapkan, Hasil riset ini adalahh alat yang baik untuk mengelola laut di Bali, datanya komprehensif dan dapat dipertanggungjawabkan. "Kita harapkan akan dibuat setiap satu tahun sehingga akan lebih jelas kegunaannya untuk mengukur model pengukuran kualitas lautan kita," ujarnya. (kanalbali/RFH)
ADVERTISEMENT