Ini Dia Bapak Ganteng di Balik Figur Dadong Rerod

Konten Media Partner
8 Desember 2019 14:55 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
I Wayan Juana Adi Saputra (berkacamata hitam-red)  bersama anaknya (KR14)
zoom-in-whitePerbesar
I Wayan Juana Adi Saputra (berkacamata hitam-red) bersama anaknya (KR14)
ADVERTISEMENT
Bagi para penikmat kesenian Bali, tentu tidak asing dengan figur Dadong Rerod. Tokoh pelawak yang tergambar sebagai sosok nenek tua cerewet, enerjik dan jenaka itu sering memberi hiburan yang segar dan penuh petuah layaknya orang tua yang menasehati anaknya.
ADVERTISEMENT
Banyak orang bertanya, siapa sesungguhnya jati diri Dadong Rerod. Usut punya usut, dia adalah I Wayan Juana Adi Saputra, seniman yang tinggal di Jl Kaswari, Penatih, Denpasar.
Pria kelahiran Selemadeg, Tabanan, 51 tahun yang lalu itu menjelaskan asal nama tokoh yang diperankannya, yakni 'Dadong' yang berarti nenek dan ' Rerod' yang berarti berbaris atau juga diartikan sebagai kepanjangan dari kata reinkarnasi dan roda.
Menurut Juana, nenek sebagai sesosok leluhur di berbagai kejadian sering diceritakan bereinkarnasi ke keturuannya."Biasanya kita sering dengar kalau yang bereinkarnasi itu adalah kakeknya atau neneknya," ujarnya.
Dadong Rerod dalam sebuah acara di pasar Badung (KR14)
Juana menegaskan, tidak ada perencanaan dan tidak pernah dipikirkan akan lahirnya nama itu. Setelah melalui berbagai pengalaman dan dinamika dalam berkesenian akhirnya Juana menemukan tokoh imajiner originalnya.
ADVERTISEMENT
Proses penemuan dan penciptaan tokoh yang energik itu tentu bukanlah sesuatu yang mudah.“Menjadi nenek-nenek itu susah, karena kita harus bungkuk dan bermain dengan kaki yang ditekuk sedikit. Itu sakitnya bukan main. Sekarang saya tidak bisa kalau main lama-lama,” tutur Juana
Juana harus mencoba berulang kali, hingga ia merasa dalam penjiwaan sebagai seorang nenek. “Pernah kami pentas dalam sebuah event. Saat itu untuk pertama kalinya saya memerankan seorang dadong,"ujarnya.
“Namanya saat itu belum Dadong Rerod. Saat pertama menjadi dadong itu rasanya kaku sekali. Belum ketemu bentuk badannya. Riasan wajahnya juga belum mantap. Dadong Rerod yang sekarang ini, baru fix karakternya setelah dicoba terus –menerus,” ungkapnya.
Hingga sejauh ini, ia merasa bersyukur karena keluarga sangat mendukung apa yang dilakoninya. Bahkan, jejaknya diikuti oleh putri sulungnya.
ADVERTISEMENT
Juana mengaku, dalam memerankan tokohnya itu, dia banyak bercermin pada kehidupan keluarga terdekatnya. Dia menilai, karakter ibunya yang kini sudah menua ternyata tidaklah jauh berbeda dengan Dadong Rerod yang usianya sekitar 75 atau 80 tahun.
Karenanya, observasi banyak dilakukannya di lingkungan keluarga.“Kalau nenek-nenek itu kan memang cerewet. Bicaranya juga tidak karuan. Tapi maksudnya pastilah baik. Ia ingin mapitutur (memberi nasehat-red) dengan anak cucunya,” tambahnya. (kanalbali/KR14)