Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten Media Partner
Ini Dia Momo, Owa Siamang dari Bali yang Siap Dilepasliarkan di Sumatera Barat
17 September 2021 14:47 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
DENPASAR- Selain Owa Siamang bernama Mimi yang disita dari Bupati Badung, Nyoman Giri Prasta, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bali juga menitipkan satu ekor lagi kepada Bali Wildlife Rescue Center (BWRC).
ADVERTISEMENT
"Sehari sebelum pak Giri menyerahkan Mimi, Momo diserahkan masyarakat kepada kami," kata Kepala BKSDA Bali R. Agus Budi Santosa, Jumat, (17/9/2021). Namun dia belum bisa menjelaskan siapa pemilik siamang itu.
Dokter Hewan sekaligus manajer pengelola Pusat Penyelamatan Satwa (PPS) BWRC Dyah Ayu Risdasari Tiyar Noviarini mengatakan, ketika datang Momo terlihat kurang sehat.
Giginya berwarna kecoklatan yang kemungkinan disebabkan oleh kesalahan pakan dan gigi taring seperti sengaja dikikis agar gigitannya tidak sakit.
Momo sudah mulai mendapatkan sekolah lepas liar. Pada pagi hari hingga siang hari momo dipindahkan ke kandang isolasi yang lengkap dengan fasilitas untuk belajar bergelantungan.
ADVERTISEMENT
"Semakin sering dia berlatih, semakin cepat dia bisa bergelantungan. Tapi pada dasarnya dia sudah mulai mandiri, minum susu dan makan buah itu sudah bisa sendiri," jelasnya.
Dalam proses perawatan, sesekali Dokter Novi juga memutarkan suara siamang yang bersumber dari handphone, tujuannya agar siamang mulai mengenali suaranya sendiri dan lebih cepat bisa bersuara.
"Sejauh ini Momo masih berusaha mengenali suara itu, dia belum mengeluarkan suara sejak tiba disini," jelasnya.
Dokter Novi menjelaskan, dalam proses relokasi Momo ke tempat rehabilitasi Siamang di Sumatera Barat dapat dilakukan dengan pesawat dan didampingi pakan yang cukup.
Sebelum direlokasi, Momo akan menjalani tes darah di Balai Karantina Pertanian Denpasar. Rencananya sampel dikirim pada minggu ini, dan minggu depan hasil sudah bisa diperoleh.
ADVERTISEMENT
Jika Balai Karantina telah mengeluarkan hasil dan sertifikat kesehatan, kedua siamang dapat langsung direlokasi.
"Kalau sudah direlokasi, harapannya mereka cepat mengenali dirinya sebagai Siamang, dan bisa segera dirilis ke alam liar. Faktor keberhasilan perilisan ini juga dilihat dari kemandirian hidupnya, bisa mencari makan, dan bereproduksi," kata dia.
Menurut Dokter Novi, siamang memiliki keluarga kecil yang terdiri dari Ayah, Ibu, dan Anak. Siamang masih bergantung pada keluarga kecilnya hingga berusia 2 tahun, setelah itu ia akan belajar hidup mandiri. Pada usia 4 tahun, siamang baru mulai bereproduksi dan selama satu tahun hanya melahirkan satu anak. (kanalbali/Luh SugiariB)