Konten Media Partner

Intimidasi People’s Water Forum Berlanjut, Permintaan Menteri Basuki Diabaikan

22 Mei 2024 13:23 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Aktivis Nyoman Mardika saat dihadang masuk ke lokasi People's Water Forum - IST
zoom-in-whitePerbesar
Aktivis Nyoman Mardika saat dihadang masuk ke lokasi People's Water Forum - IST
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
DENPASAR, kanalbali.com - Aksi massa yang melakukan penghadangan terhadap peserta People’s Water Forum (PWF) di Denpasar, Bali masih berlanjut. Pernyataan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono yang meminta penghentian intimidasi malah diragukan.
ADVERTISEMENT
Hal itu terungkap ketika aktivis LSM Nyoman Mardika hendak memasuki lokasi acara di Hotel Orange, Rabu(22/5/2024). Dia dihadang sekelompok orang yang menggunakan pakaian adat Bali.
Mardika sempat menunjukkan berita di media mengenai permintaan Menteri Baski agar Ormas tak menekan peserta PWF, namun Korlap massa tetap melarang. “Itu khan hanya berita yang ditulis wartawan. Kami tidak tahu tentang kebenarannya,” kata Iwan Prananjaya
Pelapor PBB untuk Hak Atas Air saat dihalangi masuk ke area PWF - IST
Ia yang mengaku sebagai pengurus PHDI Bali menyatakan, tidak ada koordinasi dari panitia World Water Forum setelah adanya pernyataan menteri itu. Pihaknya hanya berpegang pada imbauan dari Pj Gubernur Bali untuk menjaga ketertiban masyarakat.
Mengenai sampai kapan penghadangan itu dilakukan, menurutnya, adalah sampai berakhirnya acara WWF pada tanggal 25 Mei nanti. “Kami tidak melarang berkegiatan, tapi hanya jangan sekarang saja, sebaiknya ditunda saja,” katanya.
ADVERTISEMENT
Sementara itu Nyoman Mardika menyatakan sangat menyesalkan masih berlanjutnya penghadangan itu. Sebab, panitia PWF telah menjamin bahwa acaranya hanya diskusi saja dan tidak akan ada aksi turun ke jalan yang menggangu ketertiban.
“Justru adanya penghadangan-penghadangan ini yang merusak citra Bali di mata dunia. Apalagi ada sejumlah tokoh seperti bli Dewa Palguna dan pelapor PBB untuk hak atas air yang Jadi korban,” katanya. ( kanalbali/RFH )