Konten Media Partner

Jadi Perempuan Tak Berdaya di Film Paranoia, Begini Kata Nirina Zubir

14 November 2021 9:59 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Nirina Zubir (tengah) bersama pemeran film Paranoia, sutradar Riri Riza dan Mira Lesmana saat pemutaran perdana di Bali - IST
zoom-in-whitePerbesar
Nirina Zubir (tengah) bersama pemeran film Paranoia, sutradar Riri Riza dan Mira Lesmana saat pemutaran perdana di Bali - IST
ADVERTISEMENT
Dalam film Paranoia yang diproduksi Miles Film, Nirina Zubir berperan sebagai Dina, seorang wanita paranoid yang berusaha melarikan diri dari masalah. Ia selalu tampak gugup, penuh kecemasan hingga mengalami halusinasi.
ADVERTISEMENT
"Yang jelas itu bukan aku banget. Kalau aku di dunia nyata ketemu masalah ya langsung aku selesaikan secepat mungkin saja," katanya, Sabtu (13/11/2021) malam sai pemutaran perdana film itu di Kuta, Bali.
Perbedaan karakter itu, menurutnya, menjadi tantangan yang lumayan berat karena dia benar-benar harus menjadi orang lain. "Untung disini ada tim yang hebat dari sutradara hingga pemain-pemain. Aku bisa belajar dari mereka, jadi gak terlalu banyak kesulitan juga," jelasnya.
Yang juga agak berbeda, kata dia, adalah model syuting di masa pandemi sehingga harus ditetapkan sistem bubble . "Jadi disini pengaturan waktu dan tempatnya sangat ketat. Siapa saja yang boleh keluar masuk lokasi sangat ketat dibatasi untuk mencegah ada penularan virus," paparnya.
Foto-foto di balik layar pengambilan gambar film thriller produksi Miles Films, Paranoia - dok. Miles Film
Ia sendiri sempat 'terperangkap' di lokasi selama 1 bulan penuh sehingga benar-benar hanya berkonsentrasi pada proses pembuatan film. Dia bersyukur, dari hasil kerja keras itu akhirnya bisa menghasilkan karya di masa pandemi ini.
ADVERTISEMENT
Kisah yang ada di film itu sendiri banyak dilatarbelakangi oleh situasi pandemi. Percepatan pembebasan hukuman tokoh Gion (Lukman Sardi) misalnya, adalah hasil dari kebijakan Kementerian Hukum dan HAM untuk mengurangi jumlah narapidana di Lembaga Pemasyarakatan. Begitu juga dengan kemunculan Raka (Nicholas Saputra) sebagai seorang arsitek yang sedang menyepi ke Bali sekaligus untuk mengasingkan diri saat pandemi.
Situasi Bali yang pariwisatanya sedang terhempas oleh pandemi pun banyak disinggung, khususnya kawasan Canggu dan Karangasem yang menjadi lokasi pembuatan film.
"Karena itu kami hadir disini saat pemutaran perdana film untuk berterima kasih kepada Bali," kata Mira Lesmana, produser film ini. Selain dia dan Nirina, hadir pula sutradara Riri Riza serta Nicholas Saputra dan Lukman Sardi. (kanalbali/RFH)
ADVERTISEMENT