news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Jaga Kelestarian, Ketut Jiwa Kembang Biakkan Jalak Bali

Konten Media Partner
10 Mei 2018 17:49 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jaga Kelestarian, Ketut Jiwa Kembang Biakkan Jalak Bali
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
TABANAN, kanalbali.com -- Untuk melindungi jenis burung Jalak Bali dari kepunahan serta mencegah harga semakin mahal, seorang pria asal Banjar Bongan Kauh, Desa Bongan, Kecamatan Tabanan I Ketut Gede Jiwa Artana (38) mengembangbiakkannya. Ide pengembangbiakan burung dari jenis pengicau ini berawal dari hobi.
ADVERTISEMENT
Sejak 2012 pria yang akrab disapa Ketut Jiwa ini mulai mengembangbiakan burung Jalak Bali. Tiga pasang Jalak Bali Ia beli dari daerah Solo, Jawa Tengah seharga Rp 3 juta. “Pada 2014 penangkaran Jalak Bali ini kami resmikan,” katanya, (8/5).
Meskipun dilakukan penangkaran, harga anakan burung Jalak Bali saat ini masih pada harga kisaran Rp 3 juta. Hal itu karena biaya perawatan burung ini membutuhkan biaya yang cukup besar karena jumlahnya banyak mencapai 250 ekor. “Saat ini satu pasang burung Jalak Bali harganya Rp 6 juta,” ujarnya.
Sementara untuk perawatan Jalak Bali tidak terlalu sulit, secara fisik Jalak Bali tidak mudah terserang penyakit dan tingkat stress kecil. Beda dengan burung jenis Punglor dan Murai.
ADVERTISEMENT
Makanan yang diberikan juga relatif mudah yakni pakan ayam olahan, kemudian cacing tanah, ulat, jangkrik dan pisang. “Untuk Jalak Bali masih anakkan kami harus merawat selama satu setengah bulan dengan memberikan makanan. Setelah itu, burung sudah bisa makan sendiri,” terang Jiwa.
Dalam setahun Jalak Bali dapat bertelur selama sembilan kali dengan menetaskan 3 sampai 5 telur setiap bulannya. Barulah fase istirahat untuk bertelur selama 4 sampai 5 bulan.
Agar pertumbuhan anakan burung Jalak Bali maksimal, Ketut Jiwa juga membuat kandang incubator khusus untuk anakan burung yang baru menetas dengan suhu 30 hingga 36 derajat. “Ditempatkan di sana dari mulai menetas hingga usia tiga bulan,” paparnya. (kanalbali/KR8)