Konten Media Partner

'Jagadhita' Jadi Pilihan Tema Ubud Writers Festival Tahun Ini

21 Maret 2018 16:43 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
 'Jagadhita' Jadi Pilihan Tema Ubud Writers Festival Tahun Ini
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
UBUD, kanalbali.com -- Ubud Writers & Readers Festival (UWRF) tahun ini memilih sebuah filosofi Hindu kuno yang berbicara mengenai kebahagiaan dan kesejahteraan, yaitu ‘Jagadhita’.
ADVERTISEMENT
"Terjemahan dari ‘Jagadhita’ sendiri adalah ‘kebahagiaan di jagat raya sebagai sebuah tujuan hidup’, dan untuk UWRF 2018, arti dari Jagadhita ini ditafsirkan ulang sebagai ‘dunia yang kita ciptakan’ atau ‘the world we create’ dalam bahasa Inggrisnya," jelas Janet DeNeefe, Founder & Director UWRF dalam rilis yang diterima kanalbali.com, Rabu, 21 Maret 2018.
“Di tahun ke-15 ini, kami akan merayakan penulis, seniman, cendekiawan, dan pegiat dari berbagai penjuru Indonesia dan negara-negara lainnya yang telah memberikan kontribusi besar dalam menjaga harmoni dan kesejahteraan,” lanjut Janet.
“Jagadhita akan mengajak kita semua untuk berhenti sejenak dan merenungkan arti dan makna dari hidup yang selama ini kita jalani dan bagaimana kita sebagai manusia dapat menghantarkan hal-hal positif di dunia yang kita ciptakan.”
ADVERTISEMENT
Bersamaan dengan peluncuran tema ini, UWRF juga meluncurkan poster resmi UWRF 2018 hasil karya seniman asli pulau Bali, Budi Agung Kuswara yang dikenal di komunitas seni dengan nama Kabul. Karya seni yang dinamakan Anonymous Ancestors ini adalah sebuah upaya Kabul dalam memaknai ulang satu momen dan merangkainya kembali menjadi sebuah pernyataan terkait situasi kehidupan saat ini.
“Saat melihat wajah-wajah di foto dari Bali era 1930an membawa saya pada satu pertanyaan mengenai siapa wajah-wajah itu,” ungkap Kabul mengenai inspirasi di balik poster UWRF 2018. “Anonymous Ancestors adalah bentuk apresiasi untuk wajah-wajah di foto tersebut yang pastinya adalah leluhur masyarakat Bali zaman modern ini.
Mereka adalah pelaku industri pariwisata, yang mana sekarang menjadi bagian dari proses kehidupan baik secara ekonomi maupun spiritual.Selanjutnya Kabul juga menjelaskan bahwa karya seninya untuk UWRF 2018 ini adalah upaya dirinnya dalam memaknai Jagadhita sebagai sebuah kemakmuran yang bukan hanya sekedar akumulasi angka-angka dan memaknai kemakmuran bukan tentang upaya bertahan hidup.
ADVERTISEMENT
Pandangan Kabul akan konsep Jagadhita ini sejalan dengan apa yang akan digali dan dibedah di UWRF, yaitu konsep kebahagiaan, kesejahteraan, dan kemakmuran bagi manusia di jagat raya ini. (kanalbali/RLS)