Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten Media Partner
Jaja Laklak Naga, Inovasi Kue Serabi ala Bali
18 Mei 2018 15:04 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:08 WIB
ADVERTISEMENT

SINGARAJA, kanalbali.com -- Kue Serabi atau di Bali lebih dikenal dengan sebutan Jaja Laklak ini memang cukup nikmat jika disajikan bersama secangkir teh atau kopi di kala waktu istirahat.
ADVERTISEMENT
Jika sebelumnya varian dari kue ini hanya ada dua (aroma daun suji/ kayu manis dan aroma gula-red) kini varian kue ini lebih beragam dengan memadukan buah naga sebagai bahan campurannya.
Pada dasarnya, proses pembuatan dari kue yang berbentuk bulat ini sama seperti pembuatan kue serabi pada umumnya, yakni menggunakan tepung beras sebagai bahan dasarnya, namun di Warung DjaDja Laklak kita akan temui varian baru yakni Jaja Laklak Buah Naga.
Warung yang terletak di Jalan Raya Singaraja - Denpasar, Desa Pancasari-Singaraja ini mencampurkan buah naga ke dalam adonan Jaja Laklak dan menambah resep rahasia jadilah Jaja Laklak lezat nan gurih.
Warung yang buka dari 06.00 hingga 17.00 WITA ini mampu menghabiskan sekitar 15 kilogram saat weekend atau liburan dan 10 kilogram di hari biasa.
ADVERTISEMENT
Satu porsinya berisi sekitar 6 potong Jaja Laklak dibandrol cuma 5 ribu saja, jika ditambah segelas kopi hanya 8 ribu, ditemani sejuknya udara Pancasari semakin menabah kenikmatan Jaja Laklak Buah Naga.
Teksturnya yang lebut memudahkan penikmatnya dalam mengunyah dan tak ayal jika banyak juga yang menjadikan tempat ini sebagai tempat persinggahan di kala melintasi Desa Pancasari dan banyak juga yang membelinya untuk dibawa pulang sebagai buah tangan.
Made Sujaya salah satu pengunjung yang sempat diwawancarai, mengaku jika dirinya sudah menjadi pelanggan tetap dari warung ini. Selain harganya yang cukup murah, kelezatan yang disajikan di warung ini menjadi alasan jika dirinya tak mampir saat lewat Desa Pancasari.
"Bahkan sejak warung ini masih buka di sebelah Pos Polisi Pancasari saya sering ke sini," papar pria yang mengaku dari Desa Goblek Buleleng ini. (kanalbali/GAN)
ADVERTISEMENT