Konten Media Partner

Jelang Peringatan 20 Tahun Bom Bali, Film Dokumenter Diluncurkan

17 September 2022 8:54 WIB
Ā·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Peluncuran film dokumenter tentang bom Bali 2022, Jumat (16/9/2022) - LSU
zoom-in-whitePerbesar
Peluncuran film dokumenter tentang bom Bali 2022, Jumat (16/9/2022) - LSU
ADVERTISEMENT
DENPASAR, kanalbali.com - Jurnalis TV dari Bali, Sigit Purwono, meluncurkan film dokumenter karyanya mengenai peristiwa Bom Bali 2002. Selain sebagai dokumentasi sejarah, film itu diharapkan menjadi ajang edukasi publik.
ADVERTISEMENT
"Sekarang waktu yang tepat karena setelah hampir 20 tahun kita bisa lebih jernih melihat peristiwa ini dan bisa bersama mencegah agar tak terulang lagi," katanya Jumat (16/9/2022) malam saat acara peluncuran.
Materi film itu sendiri sebenarnya sudah selesai dikumpulkan diedit pada 2006 meliputi peristiwa saat kejadian dimana dia sebagai wartawan TVRI Bali langsung terjun ke lapangan 2 jam setelah bom meledak. Kemudian diakhiri dengan rangkaian persidangan saat para terpidana dijatuhi vonis.
Melalui film dokumenter berjudul White Balance berdurasi 65 menit itu Sigit ingin menghadirkan realita yang terjadi di lapangan. Karena alasan ini, ia tidak menyertakan subtitle atau naskah untuk melengkapi karyanya.
Jurnalis TV dari Bali, Sigit Purwono - IST
"Saya ingin mendokumentasikan bagaimana kejadian bom Bali sebenarnya. Saya tidak mau menambahi teks atau kata di dalam film ini. Soal pro atau kontra saya persilahkankan publik," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Meliput peristiwa yang merenggut banyak nyawa tak bersalah sendiri memberi trauma besar dalam hidupnya. Namun setelah kejadian, ia berkesempatan untukĀ  mengikuti penyembuhan traumatis dari Dart Australia di Thailand.
"Disana saya coba melepas perasaan yang berat karena berpikir bahwa hidup harus terus berjalan. Tidak bisa memikirkan kesedihan saja," tuturnya sambil mengenang peristiwa kelam tersebut.
Sigit yang sudah menjadi wartawan TV sejak tahun 1991 mengaku tidak mendapatkan kesulitan yang berarti dalam proses pembuatan film ini. Adapun 95 persen video yang menyusun film merupakan hasil rekamannya sendiri.
"Saya berharap film ini menjadi bentuk dokumentasi digital, karena Bom Bali 2002 itu tidak bisa dihilangkan dari sejarah Bali," tuturnya. (Kanalbali/LSU)