Kampung Muslim Gelgel di Klungkung, Bali: Hadiah dari Raja, Jadi Ikon Toleransi

Konten Media Partner
28 April 2022 10:18 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Masjid Nurul Huda di Kampung Muslim Gelgel, Klungkung, Bali - IST
zoom-in-whitePerbesar
Masjid Nurul Huda di Kampung Muslim Gelgel, Klungkung, Bali - IST
ADVERTISEMENT
KLUNGKUNG, kanalbali.com - Keberadaan umat Muslim di Bali sejatinya sudah sejak masa kerajaan di Pulau ini. Salah-satunya adalah di masa Kerajaan Gelgel, di Kabupaten Klungkung, Bali, tepatnya pada masa pemerintahan Raja Dalem Ngulesir abad ke–13.
ADVERTISEMENT
Warisannya saat ini yang masih ada adalah Kampung Muslim Gelgel yang memiliki Masjid Nurul Huda di tengah-tengahnya. Masjid ini sering disebut sebagai masjid tertua di Pulau Bali.
Di masjid ini ornamen Bali masih dipertahankan hingga saat ini, salah satunya adalah mihram atau tempat kotbah yang ada di dalam masjid. “Yang kami ketahui informasinya, usianya sekitar 250-an tahun dan yang bercirikan ukiran Bali,” kata Kepala Desa Kampung Gelgel, Sahidin, Kamis (28/4).
Kampung muslim ini terbetuk ketika Raja Ida Dalem I Ketut Ngulesir pulang dari Kerajaan di Jawa ke Bali dikawal 40 prajurit muslim dari Majapahit . Sebagai ungkapan terimakasih, Raja Gelgel memberikan tempat tinggal bagi 40 warga muslim ini di Desa Gelgel.
Kepala Desa Kampung Gelgel, Sahidin - IST
“Leluhur kami ke Bali, dan menetap disini,” kata Sahidin. Saat ini di Kampung Gelgel sedikitnya 360 KK , sementara anak dan keturunan warga menyebar ke Nusa Penida, dan Kusamba Klungkung. Disini terjadi kawin mawin antara umat Muslim dan Hindu di wilayah Gelgel Klungkung.
ADVERTISEMENT
Seiring waktu, warga dari kampung ini menyebar karena beranak pinak dan menjadi penyebar Islam ke sejumlah kawasan di Bali. Misalnya, ke Kampung Lebah, Kamasan, Kusamba, Pagayamanan, dan Kampung Toyapakeh di Pulau Nusa Penida.
Desa Gelgel juga dikenal memiliki toleransi antarumat beragama yang kuat sehingga banyak dikunjungi oleh wisatawan asing ataupun domestik. Salah satunya bentuk toleransi yang masih dirawat hingga hari ini adalah aktivitas berbagi makanan yang diberikan ke warga beragama Hindu pada moment tertentu.
Begitu pun sebaliknya, warga Hindu atau agama lainnya hanya mengirimkan makanan halal kepada saudaranya yang Muslim. Saat warga Hindu memperingati Nyepi, maka warga Desa Kampung Gelgel akan membantu tugas para pecalang mengamankan wilayah. Sebaliknya, jika warga Muslim menggelar salat Idulfitri dan Iduladha, maka warga umat lain akan turun tangan mengatur arus lalu lintas di sekitar lokasi salat.
ADVERTISEMENT
Di Desa Gelgel ini juga terdapat pura-pura besar, yang ada kaitannya dengan keberadaan kerajaan Gelgel. Salah satunya adalah Pura Dasar Buana Gelgel. (kanalbali/KR7)