Konten Media Partner

Kasus Gagal Ginjal Akut di Bali Tambah 1 Anak, Bukan karena Konsumsi Obat Sirop

29 Oktober 2022 13:23 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kepala Badan POM Bali, Drs. I Made Bagus Gerametta (kiri) bersama Kadis Kesehatan Bali - IST
zoom-in-whitePerbesar
Kepala Badan POM Bali, Drs. I Made Bagus Gerametta (kiri) bersama Kadis Kesehatan Bali - IST
ADVERTISEMENT
DENPASAR, Kanalbali.com - Terdapat satu orang pasien lagi yang tengah dirawat di RSUP Prof Ngoerah (Sanglah) akibat gagal ginjal akut. Anak perempuan berusia 9 tahun tersebut dipastikan mengalami gagal ginjal akut bukan karena intoksikasi atau keracunan dari obat sirop.
ADVERTISEMENT
"Bukan intoksikasi karena mengkonsumsi obat sirop. Pasien ini minum obat sirop sebulan yang lalu, dan setelah itu sehat," kata Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Cabang Bali, Dokter IGN Sanjaya Putra SpA(K), Sabtu, (29/10/2022).
"Artinya dia tidak mengonsumsi sirop lagi, dan pasiennya sudah berumur 9 tahun, jadi minum obat yang bukan sirop juga bisa. Selain itu, dari pemeriksaan urin oksalat hasilnya negatif, sehingga kasus ini bukan intoksikasi," katanya.
Menurut penuturannya, pasien dari Bali tersebut datang dalam kondisi kejang-kejang. Hal ini diprediksi akibat panas tinggi, atau gangguan elektrolit yang disebabkan karena adanya gangguan ginjal.
"Adapun pasien ke-18 di Bali ini telah dirawat selama empat hari, pada kondisi awal fungsi ginjal berada dibawah 15 persen. Setelah sekali cuci darah, fungsi ginjalnya telah mencapai 55 persen," kata dia.
ADVERTISEMENT
Sanjaya menjelaskan bahwa sebelum dilakukan cuci darah, fungsi ginjal telah menurun secara drastis. Hal ini memberi pengaruh pada organ lainnya.
"Sebelum dilakukan cuci darah, fungsi ginjalnya sangat rendah, ini merusak organ-organ lain yang harus kita selamatkan juga ini," sebutnya
Dokter Sanjaya beserta tim mendiagnosa penyebab pasien ini terkena gangguan ginjal akut atau acute kidney injury (AKI) mengarah pada adanya Multisystem inflammatory syndrome in children (MIS-C) karena saat di tes SARS-CoV-2 positif.
"Namun anak berumur 9 tahun pada pasien ini sudah mendapat vaksin COVID-19 sebanyak 2 kali, kita tidak bisa membedakan kekebalan terbentuk secara alamiah akibat terserang COVID-19, atau karena vaksin," tuturnya.
Ia menjelaskan bahwa penyebab umum terjadinya gagal ginjal akibat 3 hal yang disebut dengan prerenal, renal, dan postrenal. Sedangkan pada pasien tersebut tidak ditemukan 3 hal yang menyebabkan gangguan ginjal akut secara tipikal, seperti akibat batu ginjal, ataupun dehidrasi.
ADVERTISEMENT
Sebagai informasi, di Provinsi Bali terdapat 18 orang anak berusia 1 tahun - 17 tahun yang sempat dirawat akibat gagal ginjal akut yang belum diketahui penyebab pastinya. Dari jumlah tersebut 12 orang meninggal, 5 orang sembuh, dan 1 orang masih dirawat di RSUP Prof Ngoerah (Sanglah). (Kanalbali/LSU)