Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten Media Partner
Kebakaran di Gunung Agung Mulai Terkendali, Tinggal Tersisa 1 Titik Api
2 Oktober 2023 18:36 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
KARANGASEM, kanalbali.com - Pemadaman manual yang dilakukan Tim Gabungan akhirnya berhasil mengendalikan kebakaran di lereng Gunung Agung, di Kabupaten Karangasem, Bali. Hanya tinggal satu titik api yang masih ditemukan di kawasan Desa Dukuh, Kecamatan Desa Dukuh. , Kabupaten Karangasem, Bali.
ADVERTISEMENT
Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Karangasem, Putu Eka Tirtana, saat dikonfirmasi Senin (2/10) mengungkapkan hal itu.
Sebetulnya, sejumlah titik api di lereng Gunung Agung sudah berhasil dipadamkan seluruhnya. Namun, karena masih kencangnya angin kembali terjadi titik api baru.
"Mudah-mudahan yang sudah padam bisa terus begitu, tapi kita waspadai angin yang bertiup kencang di sana," jelasnya.
Sementara, pihaknya juga mengklarifikasi bahwa luas lahan yang terbakar di lereng Gunung Agung bukan 520 hektar tapi sekitar 400 hektar.
"Yang 520 hektar itu ada kesalahan perhitungan. Harusnya 400 hektar. Tapi kemungkinan hari ini bertambah. Hitungnya hanya perkiraan, kita tidak pakai hitungan angka soalnya," jelasnya.
Sementara, untuk pemadaman di lereng Gunung Agung petugas gabungan menggunakan cara manual dengan alat seadanya.
ADVERTISEMENT
"Pakai manual. Pakai ranting pohon yang ada daun yang masih hijau. Pakai cangkul, cangkang, sekop, alat-alat manual gitu, dan dikubur apinya," jelasnya.
Kebakaran yang mendekati area warga tersebut bukan ke pemukiman warga tetapi di kawasan hutan yang dikelola oleh warga setempat, dan untuk di lahan perkebunan warga masih jauh dari kebakaran.
"Kalau perkebunan jagung itu masih jauh. Hanya mendekati jaraknya sekitar satu kiloan," jelasnya.
Saat ditanya apakah tidak bisa pemadaman dilakukan dengan menggunakan helikopter water bombing seperti di Gunung Bromo, Jawa Timur. Pihaknya mengaku bahwa hal itu tidak bisa karena di tahun 2012 dulu pernah dicoba pakai helikopter tetapi mengalami turbulensi.
"Di gunung itu kan berputar anginnya dan membahayakan. Lain kalau di Bromo kan datar. Tapi itu kata teman-teman, pastinya saya belum tau," ujarnya. (kanalbali/KAD)
ADVERTISEMENT
Live Update