Konten Media Partner

Kehadiran Grab di Bandara Ngurah Rai Diprotes Angkutan Konvensional

24 Desember 2019 19:38 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kehadiran Grab di Bandara Ngurah Rai Diprotes Angkutan Konvensional
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Layanan taksi online kini resmi memasuki wilayah Bandara Ngurah Rai. Ini ditandai oleh pemasangan spanduk GRAB sebagai penutup gerai shelter lounge di Bandara Internasional itu.
ADVERTISEMENT
Protes pun bermunculan antara lain melalui status di media sosial. Layanan taksi online dinilai menyingkirkan angkutan konvensional yang diklaim sebagian besar adalah dari warga lokal.
Protes itu bahkan membuat risih PT Angkasa Pura I (Persero) Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali yang menggelar jumpa pers khusus, Selasa (24/12).
"Kami tegaskan, bahwa Grab di sini hanya berfungsi sebagai penyedia aplikasi pemesanan layanan transportasi darat di bandar udara saja. Adapun untuk operator angkutan daratnya adalah perusahaan, atau koperasi yang saat ini telah bekerja sama dengan PT Angkasa Pura I (Persero)," General Manager PT Angkasa Pura I, Herry A.Y. Sikado.
Protes sopir angkutan konvensional di facebook - IST
Menurut Herry, sebelumnya koperasi tersebut beroperasi secara konvensional. Dengan adanya aplikasi, maka operator tersebut akan masuk ke dalam sistem aplikasi yang dapat memudahkan dalam proses kerja layanan transportasi darat.
ADVERTISEMENT
Terkait kerjasama yang dilakukan oleh PT Angkasa Pura I (Persero) dengan PT Solusi Transportasi Indonesia atau Grab sudah dilakukan sosialisasi pada 3 Desember 2019, setelah sebelumnya dilakukan seleksi aplikasi apa yang akan digunakan di Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali.
"Dan seleksinyapun sangat terbuka yang dilaksanakan secara kompetitif. Dalam hal ini, pihak Grab hanya berperan sebagai penyedia aplikasi layanan land transportasion di kawasan bandar udara," ujar Herry.
Bahkan Herry mengungkapkan, proses seleksi mitra usaha untuk transportasi berbasis aplikasi telah dilakukan dengan serangkaian tahapan dan kesepakatan. Salah satunya adalah kesepakatan resmi dengan koperasi penyedia transportasi darat, yang hingga saat ini telah bekerja sama dengan PT Angkasa Pura I (Persero) selaku pihak pengelola bandar udara, yaitu Trans Tuban, Sapta Pesona, Loh Jinawi, Bali Segara, dan Koperasi Karyawan Angkasa Pura I (Kokapura).
ADVERTISEMENT
"Koperasi tersebut memberdayakan warga dari desa adat penyangga di sekitar bandar udara, yaitu Desa Adat Tuban, Kelan, dan Kuta. Kesepakatan tersebut telah disepakati oleh seluruh pihak terkait yang telah diresmikan pada berita acara tertanggal 13 Juni 2019 lalu,” jelas Herry.
Herry juga menyebut, penggunaan aplikasi sudah merupakan kesepakatan antara PT Angkasa Pura I (Persero) dengan lima operator penyedia jasa transportasi darat yang telah beroperasi saat ini di bandar udara. Nantinya, pihak Grab tidak diperbolehkan untuk menggunakan armada di luar operator penyedia jasa layanan transportasi darat yang sudah bekerjasama dengan PT Angkasa Pura I (Persero).
"Dengan demikian, penggunaan aplikasi yang dikelola oleh Grab tidak perlu dikhawatirkan akan membuka operator lain yang mengancam transportasi lokal yang ada,” imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Semntara itu, Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Bali, IGW Samsi Gunarta, menyatakan bahwa apa yang dilakukan oleh PT Angkasa Pura I (Persero) tentang aturan yang mengatur perihal transportasi Angkutan Sewa Khusus sudah sesuai dengan Pergub No. 40 tahun 2019.
“Hal tersebut sudah diatur dalam Pergub Nomor 40 tahun 2019 tentang Layanan Angkutan Sewa Khusus Berbasis Aplikasi di Provinsi Bali, yang mana menghindarkan praktek-praktek transportasi ilegal dan tidak bertanggung jawab yang merugikan pariwisata dan budaya, sekaligus untuk melindungi usaha Krama Bali. Di sini, Pemerintah Provinsi Bali tentunya tidak melakukan pembiaran terhadap hal-hal yang dapat merugikan masyarakat Bali,” ujarnya.
Ia bahkan terus mendorong anak-anak lokal Bali membuat aplikasi khusus pelayanan transportasi di Bandara I Gusti Ngurah Rai agar bisa mengedepankan produk lokal. " Sekarang ini ada teman teman lokal yang sedang bangun aplikasi, kita bantu dengan cara memberikan masukan apa saja yang dibutuhkan di lapangan, agar nanti aplikasi itu bisa dimanfaatkan dengan baik. Kalau akhirnya aplikasinya memang bagus, tentu kami akan terima," tutupnya. (Kanalbali/ACH)
ADVERTISEMENT