Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten Media Partner
Kenang 18 Tahun Bom Bali, Keluarga Korban Datangi Monumen Ground Zero di Kuta
12 Oktober 2020 15:31 WIB

ADVERTISEMENT
Pintu Monumen Ground Zero Bali atau Tugu Peringatan Bom Bali dibuka sejak Senin (12/10) pagi. Hari ini, sejumlah orang yang kehilangan kerabat, teman, saudara, hingga keluarga bergantian mengantar bunga dan sepatah doa terhadap mereka yang berpulang akibat tragedi Bom Bali pada 12 Oktober 2002 silam.
ADVERTISEMENT
"Adik dan sahabat saya menjadi korban saat tragedi Bom Bali 18 tahun lalu, setiap tahun saya selalu menyempatkan datang ke tempat ini, bagi saya ini merupakan salah satu cara untuk mengobati rasa rindu kepada mereka berdua," kata Lexa Jheasina, turis asal Perth, Australia, saat ditemui di pelataran Ground Zero, Senin (12/10).
Peringatan tragedi Bom Bali yang hampir setiap tahun digelar memang selalu menyisakan duka yang mendalam bagi keluarga korban. Peristiwa ledakan yang terjadi di Paddy's Irish Pub dan Sari Club di Kuta, hingga satu bom di dekat Konsulat Amerika Serikat, Denpasar, memberi ingatan kelam yang sulit dilupakan.
"Saya yakin sekali lagi tak ada orang yang bisa melupakan peristiwa ini. Baik itu orang lokal, orang Australia atau orang negera lain tetap ingat betapa kelamnya kejadian itu, dan itu sakit," ujar Lexa saat bercerita dengan menggunakan bahasa inggris.
ADVERTISEMENT
Bagi dia, peringatan tragedi Bom Bali yang ke 18 ini harus dijadikan momentum semangat saling menghargai satu dengan yang lainnya. Apalagi ditengah pendemi COVID-19, jiwa kemanusiaan antar sesama harus bisa dijalankan dengan sangat erat. "Jangan sampai kejadian itu terulang lagi, saya sangat berharap," tutur wanita berusia 62 tahun itu.
Selain Lexa, duka mendalam juga terus dirasakan oleh Ni Luh Mendri (45). Perempuan asal Denpasar itu harus rela membesarkan kedua anaknya seorang diri setelah sang suami menjadi korban pada peristiwa Bom Bali 2020 silam.
"Pada waktu itu dua anak saya masih kecil-kecil dan masih memerlukan seorang sosok ayah untuk mendidik mereka kelak. Namun apa boleh buat, kejadian bom Bali itu membuat sosok ayah bagi anak-anak saya hilang," jelas Mendri saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon.
ADVERTISEMENT
Mendri bercerita, kala Bom Bali itu terjadi, suaminya merupakan seorang security di Sari Club. Sehingga, saat ledakan itu terjadi dari mobil L300 Mitsubishi yang diparkir dekat Sari Club, ia mayakini, suaminya menjadi orang terdekat dari mobil itu.
"Saat kejadian itu, saya langsung ke Kuta. Namun saya tidak menemukan suami saya, saya hanya melihat begitu banyak mayat dan kobaran api yang begitu besar. Setelah dari tempat kejadian saya langsung mengelilingi rumah sakit yang ada di Bali untuk mengecek keadaan suami saya juga. Saya memeriksa semua korban luka-luka dan memeriksa mayat tapi tidak ketemu," ujarnya.
"Hingga pada bulan November ada pihak dari Australia membantu dengan tes DNA untuk menemukan suami saya. Akhirnya, melalui tes DNA itu suami saya ditemukan pada bulan Desember. Keadaan suami saya pada waktu itu sangat mengenaskan sampai saya tidak berani untuk melihat," lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Setelah peristiwa itu, ia harus jadi tulang punggung keluarga untuk membesarkan kedua anaknya. Usaha Kecil-kecilan berupa membuat kua tradisional Bali ia lakukan untuk menyambung hidup, kue hasil buatannya ia salurkan ke pasar hingga warung-warung kecil seputaran Denpasar. Dan setelah 18 tahun berlalu, ia mengaku beban hidupnya sudah berkurang karena anak pertamanya sudah bisa bekerja.
"Semoga saja tidak terulang lagi, kami tentu berharap ikatan persaudaraan antara sesama manusia bisa terus meningkat, karena setelah kejadian itu, saya sendiri melihatnya semua pihak saling membantu untuk melewati masa sulit. Itu kan tandanya kita memiliki kepedulian yang tinggi, dan semoga rasa kepedulian ada di semua orang," jelasnya.
"Di masa corona seperti sekarang ini, kepedulian juga bisa dilihat kan. Saya bersyukur ditengah corona ini, usaha saya masih tetap jalan, intinya semoga semua dalam keadaan baik-baik terus," tuturnya. (Kanalbali/ACH)
ADVERTISEMENT