Kisah Sumiati, Pemulung yang Rawat 56 Anjing Buangan di Pantai Padanggalak, Bali

Konten Media Partner
16 November 2021 8:25 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sebagian anjing yang dirawat Sumiati - IST
zoom-in-whitePerbesar
Sebagian anjing yang dirawat Sumiati - IST
ADVERTISEMENT
DENPASAR – Sumiati (60) sudah dua tahun terakhir memutuskan untuk merawat anjing yang dibuang oleh pemiliknya di kawasan Pantai Padanggalak, Denpasar, Bali. Saat ini jumlah anjing sudah mencapai 56 ekor.
ADVERTISEMENT
Berawal dari keprihatinan melihat anjing yang dibuang tanpa alasan, perempuan yang akrab dipanggil Sum ini rela berbagi tempat tinggal, menghabiskan waktu, dan tenaganya untuk merawat puluhan anjing terlantar yang ditemuinya saat bekerja sebagai pemulung.
“Saya kerja cari barang bekas disekitar Padanggalak, dan saya setiap hari melihat anjing yang dibuang oleh pemiliknya. Kebanyakan memang anjing Bali dengan berbagai ukuran, ada yang masih kecil dan ada yang sudah besar,” kata perempuan asli Jember, Jawa Timur itu pekan lalu dalam acara Suka Duka di Tana Bali, bertempat di Taman Baca Kesiman.
Menurut Sum, anjing yang dibuang sebagian besar berkelamin betina dan sebagian lagi dalam kondisi yang sudah tidak bagus atau sakit. Bahkan salah satu anak anjing yang ditemuinya berada dalam keadaan buta, sehingga Sum harus menyuapinya pakan.
“Kasihan anjing betinanya, padahal masih kecil-kecil, belum bisa cari makan sendiri, sudah dibuang. Mungkin pemiliknya takut anjing betina itu akan terus beranak,” tuturnya.
ADVERTISEMENT
Sehari-harinya untuk mendapatkan pakan anjing, Sum yang juga tinggal di dekat pantai Padang Galak ini mendapatkan bantuan dari yayasan terkait perlindungan hewan dan dari sisa sesajen yang ada di sekitar pantai. Atas bantuan pihak yayasan, anjing yang dipelihara oleh Sum juga telah disterilisasi sehingga nantinya tidak bereproduksi kembali.
Memelihara puluhan anjing terlantar diakuinya sebagai satu hal yang menyenangkan dan dijalani dengan ikhlas. Bahkan Sum belum mengizinkan orang lain untuk mengadopsi anjing peliharaannya karena takut anjingnya akan disakiti atau dibuang kembali. “Ke depan saya hanya berharap ada tempat yang lebih baik lagi sebagai tempat untuk memelihara puluhan anjing ini,” imbuhnya. (kanalbali/LSU)