Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.101.0
Konten Media Partner
Korban Tewas COVID-19 Meningkat, Pakar Virologi Usulkan Bali Kembali Lockdown
9 September 2020 13:15 WIB

ADVERTISEMENT
Ahli Virologi dan Molecular Biologi Universitas Udayana, Prof. Dr. Drh I Gusti Ngurah Kade Mahardika, S, mengatakan Pemerintah Provinsi Bali harus segera mengambil langkah kongkrit ditengah meningkatnya korban tewas yang positif COVID-19. Bila tidak, fatalitas yang ditimbulkan akan terus membesar.
ADVERTISEMENT
"Pilihan yang paling rasional bagi saya adalah kembali tutup Bali dan masyarakat diam dirumah, boleh keluar kalau ada keperluan yang sangat penting, jadi seperti yang sudah kita lakukan pada bulan Maret sampai dengan Bulan Juni lalu," kata Mahardika, saat dikonfirmasi Kanalbali, Rabu (9/9).
Menurut Mahardika, perkembangan kasus COVID-19 di Bali mulai menujukkan grafik meningkat setelah Pemerintah Provinsi Bali kembali membuka objek pariwisata pada 9 Juli lalu. Meski dalam dua minggu pertama kasusnya melandai, kasus kembali meningkat setelah masuk bulan Agustus.
"Orang luar itu tidak banyak yang masuk ke Bali, tapi euforia orang Bali sendiri sudah merasa dilonggarkan dan bisa kemana-mana. Seperti obyek wisata penuh, pantai penuh, semua macet, itu kan euforia dan itu yang membuat resiko lebih tinggi," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Sejumlah tolak ukur ia sebutkan kenapa Pemerintah Provinsi Bali harus segera menutup kembali pariwisata dan memperketat disiplin warga. Salah satunya menurut Mahardika adalah moving arange (pergerakan data) selama 5-10 hari terakhir dimana angka kasus positif dan kematian di Bali menunjukkan interpretasi meningkat.
"Fatalitas lainnya jika kembali tak diperketat adalah jumlah kapasitas rumah sakit dan perawat itu sudah mulai penuh. Banyak dokter yang mengatakan sudah tidak bisa lagi merujuk kemanapun. Ini adalah lampu merah, dan pilihannya tidak banyak kecuali kembali seperti Maret lalu," ujarnya.
Jika langkah tak segera diambil, Mahardika mengungkapkan konsekuensi besar harus ditanggung oleh Pemerintah Porovinsi. Diantaranya, angka kasus positif dan jumlah kematian akan terus meningkat hingga beberapa bulan kedepan.
ADVERTISEMENT
"Jumlah kasus meningkat tajam, angka kematian akan jauh sekali. Jumlah kasus kematian sampai kemarin itu sudah lebih tinggi dari gabungan dua bulan sebelumnya. Itu sudah lampu merah. Dan kapasitas rumah sakit akan penuh, jadi harus segera ambil langkah," serunya.
Terkait dengan sejumlah agenda besar seperti Pilkada, Mahardika menyampaikan semua pihak harus mengedepankan keselamatan masyarakat. Euforia politik hingga semangat membangkitkan kembali ekonomi menurutnya tak jauh lebih penting daripada kesehatan masyarakat.
"Intinya adalah menghindari kerumunan masa. Kemarin itu, seandainya saya orang Bawaslu dan KPU dengan arak-arakan masa untuk mendaftar calon yang mendaftar Pilkada, bagi saya itu sudah masuk pelanggaran, dan bahkan kriminal karena itu bisa membahayakan orang lain," tuturnya.
"Jadi jangan karena Pilkada dan Ekonomi kemudian kesehatan di nomor duakan. Kesehatan dulu nomor satu setelah itu fikirkan yang lain," lanjutnya. (Kanalbali/ACH)
ADVERTISEMENT