Konten Media Partner

Koster : Karangasem dan Jembrana Rentan Politik Uang

1 Agustus 2019 13:50 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wayan Koster saat diwawancarai wartawan (dok.kanalbali)
zoom-in-whitePerbesar
Wayan Koster saat diwawancarai wartawan (dok.kanalbali)
ADVERTISEMENT
DENPASAR, Kanalbali.com - Gubernur Bali, I Wayan Koster menghadiri persiapan pelaksanaan pemilihan serentak tahun 2020 di Gedung Wisma Sabha Kantor Gubernur Bali hari ini (1/8).
ADVERTISEMENT
Dalam sambutannya, Koster menyampaikan bahwa lima wilayah yang akan melaksanakan Pilkada serentak tahun 2020 meliputi Karangasem, Badung, Bangli, Tabanan, Jembrana, dan Denpasar.
"Harapannya, agar masyarakat datang ke TPS memilih karena memang kualitas pemimpinnya bagus, bukan karena adanya politik uang," katanya.
Menurut Koster, Pilkada adalah soal dedikasi dan pengabdian membangun bangsa dan mensejahterakan masyarakat. Kekuasaan didapat untuk membuat keputusan terbaik untuk kesejahteraan rakyat, sehingga menolak politik uang adalah jalan menuju demokrasi Indonesia khususnya Bali bisa lebih baik.
Bahkan dirinya sempat menyinggung wilayah-wilayah yang masuk dalam kategori 'nakal' dalam praktik politik uang. "Daerah-daerah pantura seperti Karangasem, Jembrana sangat rentan dengan politik uang. ini berdasarkan pengalaman saya saat maju dalam pemilihan Gubernur kemarin," ucapnya.
ADVERTISEMENT
Koster mengajak berbagai pihak terkait, untuk melaksanakan pesta demokrasi dengan sebaik-baiknya. Dia pun menghimbau kepada seluruh lapisan masyarakat, untuk menolak adanya politik uang. "Harapannya, agar masyarakat datang ke TPS memilih karena memang kualitas pemimpinnya bagus, bukan karena adanya politik uang," katanya.
Hal senada juga disampaikan oleh ketua KPU Bali I Dewa Agung Gde Lidartawan, menurutnya pemberantasan politik uang menjadi tugas semua pihak, mengingat praktik ini hampir setiap Pilkada terus terjadi.
"Sangat mendukung apa yang dikatakan Gubernur. Jadi jangan sampai ada ruang, karena kalu itu (politik uang) bisa terjadi maka pragmatisme akan terjadi. ketika pragmatisme terjadi maka nilai demokrasi kita turun," ucapnya.
Selain itu, Baik gubernur ataupun ketua KPU Bali sepakat untuk mengingatkan semua pihak tetap menjaga kondusivitas. karena hanya dengan itu penyelenggaraan Pilkada serentak akan berjalan maksimal.(kanalbali/KR13)
ADV-1
ADVERTISEMENT