Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.98.1
Konten Media Partner
Lahir dalam Kemiskinan, Kini Ngayah untuk Bali
3 Maret 2018 3:42 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:11 WIB

ADVERTISEMENT
Wayan Koster (kanalbali/DOK)
DENPASAR, kanalbali.com -- Kemiskinan mestinya menjadi musuh bersama yang harus dituntaskan. Tapi situasi itu hanya bisa ditahlukan bila masing-masing orang mempunyai semangat membara dan tak gampang putus asa .
ADVERTISEMENT
Semangat itulah yang ingin ditularkan Cagub Bali Wayan Koster di sela-sela kegiatannya berkampanye. Figur kelahiran 20 Oktober 1962 di Desa Sembiran, Kecamatan Tejakula, Kabupaten Buleleng itu tak segan mengungkapkannya. Seperti yang disampaikannya di depan ratusan warga Puri Akah, Kabupaten Klungkung pada acara konsolidasi partai pengusung Koster-Ace dan paket BAGIA, Jumat 2 Maret 2018.
Koster mengaku, ia lahir di tengah keluarga yang sangat miskin "Saya lahir dari kemiskinan, miskin sekali," katanya yang di ajang Pilkada berpasangan dengan Tjokorda Artha Ardana Sukawati (Cok Ace)."Saya hidup serba susah. Di desa tidak punya apa-apa. Saya lahir di tanah, makan apa adanya saja," kenang Koster.
Segala keterbatasan tak membuat Koster kecil minder. Justru ia terpacu untuk mengubah hidup. Segala hal ia lakukan dengan giat. Tekadnya satu, meski berlatar kemiskinan, Koster ingin membuktikan jika ia bisa berkarya. Ida Sang Hyang Widhi Wasa rupanya merestui langkah Koster.
ADVERTISEMENT
Satu per satu pendidikan ia tempuh hingga akhirnya menembus perguruan tinggi bergengsi seperti Intitut Teknologi Bandung (ITB) di Jawa Barat. Ia tamat pada tahun 1987. Pada tahun 1995, Koster berhasil merampungkan studi S2 di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) International Golden Institute Jakarta. Tak puas sampai di situ, ia kembali melanjutkan pendidikan menempuh program studi Doktoral (S3) di Universitas Negeri Jakarta dan tamat pada tahun 1999.
"Saya kemudian merantau ke Jakarta dan sukses. Pahit manis hidup sudah saya rasakan," terangnya. Berbekal pendidikan tinggi, karir Koster cukup sukses. Ia pernah menjadi peneliti di Bidang Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Departemen Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun 1988 hingga 1994.
Koster kemudian banting stir menjadi politisi. Ia pun menuai sukses di kancah politik. Hingga akhirnya dipilih Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri berpasangan dengan Tjok Oka Artha Ardana Sukawati (Cok Ace) maju sebagai calon Gubernur dan Wakil Gubernur Bali pada Pilkada serentak 27 Juni mendatang.
ADVERTISEMENT
Koster merasa ini saatnya ia berbuat untuk Bali, meski semasa menjadi DPR RI banyak hal yang telah ia karyakan untuk tanah kelahirannya. Pada Pemilihan Gubernur (Pilgub) Bali, Koster siap berjuang tanpa pamrih. "Tolong dicatat baik-baik, saya siap ngayah secara sekala dan niskala. Saya siap mewakafkan hidup saya untuk Bali, untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat Bali," ucapnya.

Wayan Koster di tengah massa PDIP di Klungkung (kanalbali/IST)
Atas dasar itu pula, paket yang disebut Koster-Ace itu merumuskan program kerja melalui konsep Nangun Sat Kerthi Loka Bali yang merevitalisasi Bali secara menyeluruh. "Alam Bali, manusia Bali dan budaya Bali kita revitalisasi secara holistik," papar dia. Ada lima program kerja prioritas dalam konsep tersebut yakni pertama, pangan sandang dan papan. Kedua kesehatan dan pendidikan. Ketiga, jaminan sosial dan tenaga kerja. Keempat, adat istiadat, agama, seni, tradisi dan budaya. Kelima, pariwisata yang didukung infrastruktur darat, laut dan udara yang terintegrasi dan terkoneksi.
ADVERTISEMENT
"Nangun Sat Kerthi itu memelihara dan menjaga keseimbangan serta keharmonisan alam Bali beserta isinya untuk mewujudkan kehidupan krama Bali yang bahagia dan sejahtera, untuk mewujudkan prinsip Tri Sakti Bung Karno. Hal itu akan diwujudkan melalui program pembangunan semesta berencana," demikian Koster. (kanalbali/IST)