Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.96.1
Konten Media Partner
Lawar Pusuh dan Gedang, Alternatif Kuliner Vegetarian Saat Galungan
23 Juli 2019 14:07 WIB
ADVERTISEMENT
UBUD, kanalbali - Besok Umat Hindu di Bali akan merayakan Galungan atau Kuningan. Hari ini dikenal sebagai hari penampahan untuk menyiapkan penjor dan berbagai sarana upacara. Tak ketinggalan aneka kuliner khas seperti tum, jukut, urutan hingga lawar yang umumnya terbuat dari bahan dasar daging.
ADVERTISEMENT
Nah, buat kamu yang ingin mencoba alternatif menghindari daging alis vegetarian , sajian Padi Restaurant yang terletak di Mambal, Badung ini layak jadi contoh. Resto ini menyajikan kuliner lawar dengan bahan dasar Pusuh dalam bahasa Indonesia berarti jantung pisang.
Ini adalah kuliner khas yang sebenarnya sudah ada sejak lama namun keberadaannya kini mulai susah ditemui."Kami ingin menghadirkan pengalaman rasa kuliner yang baru di pasar pariwisata Bali," jelas Chef Sugata selaku Executive chef Padi Restaurant, saat ditemui dilokasi, Selasa (23/7).
Sebenarnya, kuliner ini termasuk jenis salad, sayuran yang dikombinasikan dengan beberapa bahan lokal lainnya. Awalnya jantung pisang direbus hingga matang, kemudian dipotong kecil kecil dan diperas agar kadar air menjadi berkurang. Kemudian, jantung pisang dicampurkan dengan bumbu suna cekuh dan disajikan.
ADVERTISEMENT
Meskipun merupakan bumbu tradisional khas Bali, namun dari bahan pelengkap lainnya olahan jantung pisang ini memiliki tampilan dan rasa yang unik. Selain menggunakan bumbu dasar bawang putih dan kencur (suna, cekuh) jantung pisang ini juga dicampur dengan beberapa bahan lain, seperti air lemon, jeruk bali dan daun ketumbar.
Dengan menggunakan bahan-bahan tersebut, maka dari segi tampilan olahan ini lebih mirip dengan salad dibandingkan dengan sayur jantung pisang.
Dari segi rasa, olahan Jantung Pisang suna cekuh ini memiliki perpaduan rasa gurih dengan sensasi asam yang menyegarkan. "Kami memang sengaja menampilkan olahan jantung pisang dengan tampilan dan rasa yang berbeda, sehingga bisa diterima oleh wisatawan asing," ungkapnya.
Masih dikawasan Ubud, Mulberry Place Restauran, di Singkerta, Ubud yang juga menyajikan lawar dengan bahan dasar berbeda yakni pepaya atau dalam bahasa Bali dikenal sebagai gedang. Lawar Gedang, demikian namnya, kuliner ini merupakan menu traditional yang belakagan juga mulai susah ditemui di Bali.
ADVERTISEMENT
Gedang yang digunakan lebih sering biasanya yang masih muda. Awalnya gedang di kupas kulinetnya kemudian direbus dan di potong kecil-kecil. Sama halnya seperti sayur urab, lawar gedang dijadikan menu makanan pembuka karena kesegaran rasa dari pepaya muda serta jeruk lemo yang digunakan. Hal ini tentunya menjadi referensi makanan pembuka yang khas dari Bali.
Sang Chef, Johny Sanjaya mengatakan, jenis sayuran ini cukup favorit dari beberapa menu makanan pembuka yang disediakan. Untuk memberikan rasa segar dan lembut sehingga tekstur rasanya pas dilidah wisatawan, Chef Jhony mengaku, menyesuaikan takaran bumbu yang digunakan (tidak pedas).
Tekstur rasanya tidak sepedas lawar Bali dengan banyak tambahan bumbu. Beberapa bahan yang digunakan, yaitu pepaya muda, daging ayam, jeruk lemo, parutan kelapa, serta sambel matah untuk campuran daging ayam.
ADVERTISEMENT
Bumbu yang digunakan adalah bumbu bali dengan pengurangan takaran cabai. Dari sekian menu yang ada, 40 persen merupakan menu makanan lokal yang ditawarkan di hotel bintang lima ini. (kanalbali/GAN)