Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten Media Partner
Lestarikan Hewan Persembahan , Apung Silangkan Ayam Bali
21 Oktober 2019 9:30 WIB

ADVERTISEMENT
DENPASAR, kanalbali - Bagi umat Hindu di Bali, ayam memiliki posisi yang unik karena menjadi sarana berbagai ritual.
ADVERTISEMENT
“Ayam adalah representasi dari tiga tingkatan eksistensi manusia: etis, estetis dan religius," kata Putu Gede Paramadipa Medjana, pada diskusi bertajuk "Suka Duka di tanah Bali" oleh Balebengong pada Minggu, (20/10) malam.
Pada tingkatan religius itulah, ayam lazim digunakan dalam upacara keagaman sebagai bentuk dari harmonisasi hubungan vertikal manusia dengan Sang Hyang Widhi Wasa." Beda upacara, beda pula ayam yang harus dihadirkan. Begitu pula beda daerah, beda pula dengan tradisinya walaupun sama-sama di tanah Bali” papar pria yang akrab disapa Apung ini.
Pecinta sekaligus peternak ayam asal desa Angantiga, Karangasem, Bali itu menyebut, ayam juga adalah simbol energi dan simbol etos kerja yang baik yang harus ditiru oleh manusia.
"Setiap upacara Yadnya (persembahan- red), baik Dewa Yadnya (upacara untuk Dewa-red), hingga Manusia Yadnya (ritual untuk manusia-red), ayam menjadi sarana utama dalam persembahan atau Caru. Caru adalah ritual penyucian alam yang mana darah ayam dan organ lain adalah elemen utama" kata Apung.
ADVERTISEMENT
Dalam sastra Hindu, ayam juga mendapatkan tempat yang khusus."Ada Lontar Pengayam-ayam, lontar ini seperti jurnal bagi para petarung ayam, didalamnya banyak membicarakan sabung ayam atau biasa disebut Tajen" ungkapnya.
Dalam lontar itu banyak disinggung tentang ayam yang dijamin tidak kalah saat diadu. Selain ciri bawaan ayam yang mendatangkan keberuntungan, hari pertandingan pun berpengaruh sebab setiap jenis ayam memiliki hari baik tersendiri.
Namun sekarang lontar ini sudah tidak begitu relevan. Hal ini dikarenakan sudah ada ayam import dari negara lain dan tidak masuk klasifikasi seperti yang termuat dalam lontar pengayam-ayam. "Padahal menjadi sarana upacara adalah keberuntungan tersendiri bagi si ayam karena dikorbankan mendapatkan doa dan memiliki kesempatan untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik" kata dia.
ADVERTISEMENT
Nah, hal yang memprihatinkan, varietas ayam Bali yang sesuai dengan apa yang digambarkan dalam sastra terus menurun. Hal ini disebabkan oleh adanya kawin silang serta dijadikannnya ayam sebagai konsumsi sehari-hari.
Kondisi itu yang membuat Apung sejak 1993 berekseperimen dengan pembiakan ayam, menghadirkan isi naskah lontar menjadi bentuk ayam yang layak seutuhnya menjadi persembahan di berbagai upacara adat sesuai dengan kitab.“Untuk mencross-checknya, saya mencari buku-buku dan bertanya dengan sulinggih-sulinggih (para pendeta-red). Kalau sulinggih, lontar Wrespati Kalpa, kalau bebotoh pakai lontar Pengayam-ayam,” ujarnya lagi.
Ayam yang paling sempurna untuk upacara adalah ayam putih bersih tanpa ekor, untuk mendapatkanya Apung harus melalui proses breeding yang cukup lama.
"Untuk indukan, pakai yang bewarna putih terus dikawinkan, perbandingan keberhasilan memang kecil, dari sepuluh telur yang dihasilkan palingan cuma dua yang berhasil," jelasnya.
Ayam yang sesuai keinginan, yaitu bewarna putih dirawat dulu hingga berumur satu tahun atau hingga umurnya dirasa cukup untul dikawinkan, ini disebut fenotif 1. Setelah dikawinkan dengan ayam putih lainya dan menghasilkan telur, telurnya disebut fenotif 2.
ADVERTISEMENT
"Fenotif 2 ini dirawat hingga berumur sekitar delapan bulan. Kemudian dikawinkan dengan ayam putih lainya. Ayam memiliki beberapa periode bertelur dalam hidupnya, telur pada periode pertama belum begitu bagus," jelasnya.
Nah pada periode kedua dan ketiga dari fenotif 2 memiliki kemungkinan keberhasilan yang tinggi dan ini yang dipakai. "Lama memang prosesnya. Tapi demi sarana upacara ini adalah sebuah keutamaan. Terlebih lagi, saya ingin membantu para sulinggih dalam melakukan upacara, dan bagi yang membutuhkan untuk sarana upacara saya berikan gratis" tutupnya. (kanalbali/KR14)