Konten Media Partner

Mandiri Listrik ala Warga Lereng Gunung Abang Bali

10 November 2022 11:50 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Warga menunjukkan perangkat untuk penyalurna listrik dari PLTS - ROB
zoom-in-whitePerbesar
Warga menunjukkan perangkat untuk penyalurna listrik dari PLTS - ROB
ADVERTISEMENT
KARANGASEM, kanalbali.com - Mendung menyelimuti sebagian wilayah Dusun Manik Aji, Desa Ban, Kecamatan Abang, Karangasem pada Rabu (9/11). Kebun warga di lereng Gunung Abang itu telah usai dipanen. Tinggallah deretan pohon mete diselingi tanaman kelapa yang mendominasi pemandangan.
ADVERTISEMENT
Yang menarik dari desa ini adalah kemandirian energi melalui pemanfaatan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).
"PLTS mulai dipasang di Dusun Manik Aji sejak tahun 2017 silam. Sebelumnya kami sama sekali tak menikmati listrik," kata I Nyoman Purna warga Manik Aji yang ditunjuk untuk merawat dan menjadi operator PLTS di Dusun ini.
Sehari-hari warga hanya menggunakan pelita, lilin atau obor untuk penerangan di malam hari. Sesekali menggunakan lampu petromaks jika sedang ada odalan di Pura.
Tempat pengoperasian PLTS - ROB
Hingga datang kabar pada tahun 2017, bahwa kementerian ESDM sedang menggalakkan program PLTS. Warga desa ketika itu mengajukan proposal agar desanya mendapat bantuan instalasi PLTS. “Warga di sini rata-rata miskin, untuk sambung PLN tidak mampu, jadi kami bersyukur ada bantuan listrik seperti ini,” kata Purna.
ADVERTISEMENT
Menurut Purna rumah yang teraliri listrik PLTS mendapat pasokan daya 400 KWP tiap hari. Bersumber dari panel surya dengan luasan hanya 0,64 are dan belasan bateri penampung daya. Umumnya menurut Purna warga bisa menikmati listrik 1x24 jam sehari.
Namun, terkadang karena penggunaan berbagai alat elektronik ada yang habis pada malam hari. “Kalaupun pemakaiannya banyak, paling matinya hanya satu jam, pas siang hari sudah bisa diisi lagi,” kata Purna.
Penyimpanan energi surya di Dusun Manik Aji - ROB
Di Dusun Manik Aji sendiri terdapat 17 KK yang menggunakan listrik tenaga surya. Padahal di dusun ini terdapat kurang lebih 118 KK. Masih sedikitnya pengguna PLTS karena daya yang dihasilkan belum bisa memenuhi kebutuhan seluruh warga. Karena itu 17 KK pengguna PLTS ditentukan berdasarkan jarak dari instalasi pembangkit.
ADVERTISEMENT
Menurut penuturan Purna cukup terasa adanya perubahan setelah warga teraliri listrik. Di antaranya warga sudah bisa menggunakan peralatan elektronik seperti televisi, kulkas hingga alat bantu masak.
Demikian pula halnya dengan waktu beraktifitas. Sebelum adanya listrik warga beraktifitas paling lama hingga jam 8 malam.Tapi setelah adanya listrik aktivitas bisa lebih panjang, termasuk memudahkan anak-anak untuk belajar pada malam hari.
“Sekarang ibu kalau parut kelapa untuk jualan pakai mesin, kalau dulu kan pake parutan tangan itu,” tutur Purna.
PLTS Dusun Manik Aji, Desa Ban, Karangasem, Bali - ROB
Team Lead 350 Indonesia Firdaus Cahyadi mengatakan Dusun Manik Aji merupakan contoh bagaimana desa bisa mandiri dalam hal energi listrik karena belum terjangkau PLN.
Andai PLTS diperbanyak, maka makin banyak penerima manfaatnya. “Artinya kalau skalanya luas, bukan hanya kedaulatan tapi juga ketahanan energi,” kata Firdaus.
ADVERTISEMENT
Dia menambahkan Indonesia punya pengalaman bagaimana jaringan listrik Jawa – Bali padam total (black out). Tentu tidak akan terjadi kalau punya alternatif lain seperti PLTS sebagai back up. Dari sisi lingkungan PLTS lebih ramah dibandingkan batu bara.
Namun, walau memiliki banyak nilai positif perkembangan jaringan PLTS justru mendapat “hambatan” dari PLN sendiri, yang mengalami over suplay.“Dari sisi pendanaan juga tidak banyak yang danai, perbankan nasional lebih memilih mendanai batubara daripada energi terbarukan,” ucap Firdaus.
Dia menambahkan forum G20 yang digelar di Bali juga membahas soal transisi energi. Firdaus berpandangan pemerintah sebaiknya tidak perlu jauh-jauh belajar. Ada contoh nyata di Bali yang bisa diadopsi. “Terkait G20 bahas energi sudah ada di Bali contoh penerapan energi baru dan terbarukan. Letaknya tidak terlalu jauh dari Nusa Dua, tinggal bagaimana pemerintah manfaatkan itu,” ujar Firdaus.(KanalBali/ROB)
ADVERTISEMENT