Mengenal Pura Luhur Batukaru di Bali yang Bersejarah

Konten Media Partner
19 Februari 2020 17:21 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Umat Hindu memadati Pura Luhur Batukaru saat Galungan - KR14
zoom-in-whitePerbesar
Umat Hindu memadati Pura Luhur Batukaru saat Galungan - KR14
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ada sejumlah pura yang menjadi tempat tujuan persembahyangan saat Hari Raya Galungan. Salah satunya adalah Pura Luhur Batukaru yang terletak di Desa Wongaya Gede, Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan. Berlokasi di lereng Gunung Batukaru, sekitar 46 km dari kota Denpasar, pura ini dikelilingi oleh hutan yang masih lebat dan asri sehingga menambah kekhusyukan dalam beribadah.
ADVERTISEMENT
Pura ini juga diyakini sebagai salah-satu Padma Bhuwana, yakni sembilan pura yang mengelilingi Pulau Bali. Selain itu, juga salah satu tempat pemujaan terhadap salah satu bagian dari Dewata Nawa Sangha (Perwujudan Tuhan di sembilan penjuru arah mata angin-red).
Umat Hindu membersihkan diri sebelum masuk area persembahyangan - KR14
Ribuan umat Hindu dari berbagai daerah melakukan persembahyangan di Pura Batukaru pada Rabu, (19/2). Mereka saling bergantian menunggu giliran untuk bersembahyang hingga malam hari.
Terlihat pula orang-orang yang tengah mempersiapkan berbagai keperluan untuk Upacara Piodalan. Ada yang membuat sate, membuat Klakat (bambu tempat meletakan sesaji-red), serta hidangan keperluan upacara lainnya.
Sehari setelah Galungan, tepatnya Respati Umanis Wuku Dungulan (Kamis Manis wuku Dungulan dalam sistem penanggalan Hindu-red), pura ini melaksanakan Piodalan (hari jadi-red). Pada momentum itu, para pengurus pura tengah sibuk menyiapkan segala keperluan dan upacara yang puncaknya dilakukan esok (Kamis, 20/2).
Salah-satu sesajen yang disiapkan untuk acara Piodalan - KR 14
"Sudah sedari dari dua bulan lalu kami mempersiapkan rangkaian untuk Piodalan," ujar Ni Komang Swartini, salah satu pengurus pura. Banyak orang bahu-membahu mempersiapkan segala persiapan upacara.
ADVERTISEMENT
Di kompleks Pura Batukaru, terdapat beberapa pura. Berdasarkan penuturan Komang Swartini, pengunjung yang ingin sembahyang ke Pura Luhur Batukaru sangat diharapkan terlebih dahulu untuk sembahyang di Pura Jero Taksu.
Pura Jero Taksu letaknya agak jauh dari Pura Luhur Batukaru. Tujuannya adalah sebagai pemakluman agar sembahyang yang dilakukan di Pura Luhur Batukaru mendapat sukses. Pura Taksu adalah bagian yang tidak terpisahkan dengan Pura Luhur Batukaru.
Setelah itu, barulah menuju pancuran yang terletak di bagian tenggara dari pura utama, namun tetap berada dalam satu areal Pura Luhur Batukaru. "Air pancuran untuk menyucikan diri dengan berkumur, mencuci muka, dan mencuci kaki di pancuran,"ujarnya.
Kemudian, dilanjutkan sembahyang di Pelinggih Pura Pancuran sebagai tanda penyucian sakala dan niskala atau lahir batin. Sebelum memasuki area utama dari pura ini, tengoklah di sebelah kanan, di sana terdapat danau yang sumber airnya tepat berada di tengah.
Salah-satu air mancur yang ada di sekitar Pura - KR14
"Di sekitar danau terdapat air mancur yang dipercaya oleh warga sekitar bahwa air yang keluar dari pancuran adalah air suci," ujar Swartini. Berdasarkan literatur kuno, keberadaan Pura Luhur Batukaru disebut dalam Lontar Kusuma Dewa.
ADVERTISEMENT
Pura ini didirikan oleh Mpu Kuturan pada abad ke-11 Masehi. Sezaman dengan Pura Besakih, Pura Lempuyang Luhur, Pura Guwa Lawah, Pura Luhur Uluwatu, dan Pura Pusering Jagat.
Sebagai salah satu pura tertua, pura ini menjadi tonggak penting persebaran Hindu di Bali. Terdapat artefak-artefak yang tersebar di halaman depan Pura. Bangunan menhir dan patung-patung era megalitikum, menjadi tanda kehidupan masyarakat berpusat pada penghormatan dan pemujaan kepada nenek moyang kala itu. (kanalbali/KR14)