Mengintip Umat Hindu di Luar Bali Lewat Film Pemargi

Konten Media Partner
9 Maret 2019 15:41 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ritual Melasti oleh umat Hindu di Klaten (foto : SwaraHindhuDharma.com)
zoom-in-whitePerbesar
Ritual Melasti oleh umat Hindu di Klaten (foto : SwaraHindhuDharma.com)
ADVERTISEMENT
DENPASAR, kanalbali.com - Film dokumenter berjudul Pemargi yang dibuat oleh Komang Ari saat melakukan perjalanan ke Klaten, Jawa Tengah diputar di Institut Hindu Dharma Negeri (IHDN) Denpasar.
ADVERTISEMENT
Film yang dibuat pada tanggal 29 Maret 2018 hingga 2 Mei 2018 itu berdurasi 12 menit dan bercerita tentang kehidupan umat Hindu di daerah itu. "Berawal dari ketidaksengajaanya dalam kegiatan Kerja Praktik Lapangan (PKL) yang dilaksanakan di daerah Solo-Klaten," katanya, pekan lalu.
“Ada panggilan hati untuk dapat menghasilkan sebuah karya selama melakukan perjalanan dari Solo ke Klaten, akhirnya saya memutuskan membuat film ini”, tutur Ari saat pemuteran film serangkaian acara "Tancapkan" , pers mahasiswa Brahmastra.
Mahasiswi ISI Denpasar ini mengatakan, masyarakat di Klaten sangatlah terbuka dan ramah, jadi tak heran jika kedatangannya disambut hangat. “Kehidupan beragama yang terlihat sangat kental, umat Hindu dan Kristiani hidup rukun. Hal ini terlihat dari bangunan Pura yang berdampingan dengan Gereja”, tandas Ari.
ADVERTISEMENT
Pemangku disana mengatakan ada sekitar 40 pura yang tersebar di daerah Klaten, tambah Ari. Kaitanya dengan kegiatan keagamaan yang ada di pura, Ari menemukan satu hal unik. Jika di Bali pembuatan benten dan mejejahitan dilakukan oleh kaum perempuan, berbeda halnya dengan di Klaten.
Dimana kaum laki-laki terlihat mengambil alih proses pembuatan banten. “Ini terjadi karena adanya kemauan dan semangat mereka yang tinggi untuk belajar membuat banten, sehingga tidak heran jika laki-laki lebih pintar membuat banten dibandingkan perempuan terfokus dalam hal dapur dan mengurus anak”, tutur Ari.
Menurut Ari, kondisi spiritual agama Hindu di Jawa lebih kuat dan kental. Ari melihat antusias dan kemauan yang tinggi anak-anak, para pemuda hingga orang tua dalam belajar ilmu agama. Mereka sadar bahwa pengetahuan penting untuk mereka sebagai landasan dalam kehidupan beragama mereka disana.
ADVERTISEMENT
Meskipun kehidupan antar umat terlihat rukun, tandasnya. Konflik tetap saja terjadi, sebab banyak pernikahan beda agama ditempat ini. “Pihak keluarga yang tidak memberi restu akan pernikahan putra-putrinya sering kali menimbulkan konflik dari masing-masing orang”, ungkap Ari menceritakan.
Selanjutnya, Ari berharap kedepannya pemuatan film Pemargi dapat berlanjut di tempat yang berbeda, sebab masih banyak umat Hindu di luar sana yang belum terekspos. “Ada satu pesan yang juga ingin disampaikan dari pemangku disana kepada seluruh umat Hindu khususnya diluar Jawa. Beliau menyampaikan untuk tidak khawatir dengan umat Hindu yang ada di Jawa karena mereka masih tetap ada, walaupun dengan jumlah yang sedikit dan terpecah di berbagai wilayah”, tutur Ari. (kanalbali/LSU)